Teks -- 1 Raja-raja 18:1 (TB)
Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Ende -> 1Raj 18:1
Ende: 1Raj 18:1 - -- Tahun ketiga ini ialah tahun ketiga kelaparan tadi. Menurut perhitungan dahulu
"tiga tahun" (dan tiga hari) bukanlah genap tiga tahun lengkap. Bila ke...
Tahun ketiga ini ialah tahun ketiga kelaparan tadi. Menurut perhitungan dahulu "tiga tahun" (dan tiga hari) bukanlah genap tiga tahun lengkap. Bila kelaparan itu mulai pada achir tahun, lalu berlangsung satu tahun dan satu dua bulan sesudahnja berhenti, maka orang toh menghitung tiga tahun.
Ref. Silang FULL -> 1Raj 18:1
Ref. Silang FULL: 1Raj 18:1 - yang ketiga // Pergilah, perlihatkanlah // memberi hujan · yang ketiga: 1Raj 17:1; Luk 4:25
· Pergilah, perlihatkanlah: 1Raj 18:15
· memberi hujan: Ul 28:12; Ul 28:12
· yang ketiga: 1Raj 17:1; Luk 4:25
· Pergilah, perlihatkanlah: 1Raj 18:15
buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> 1Raj 18:1-16
Matthew Henry: 1Raj 18:1-16 - Sifat Obaja; Perjumpaan Elia dengan Obaja
Dalam pasal sebelumnya kita meninggalkan Nabi Elia hidup terasing tanpa dikenal orang. Tidak tampak bahwa bertambahnya persediaan makanan atau dihi...
- Dalam pasal sebelumnya kita meninggalkan Nabi Elia hidup terasing tanpa dikenal orang. Tidak tampak bahwa bertambahnya persediaan makanan atau dihidupkannya kembali anak sang janda miskin membuat Elia mendapat perhatian di Sarfat, sebab seandainya demikian Ahab pasti sudah menemukan dirinya. Elia lebih senang berbuat baik daripada dikenal berbuat baik. Akan tetapi, dalam pasal ini ia tampil di muka umum dengan begitu terang-terangan, sama seperti sebelumnya ia mengasingkan diri dengan begitu tertutup. Karena hari-hari yang ditentukan bagi persembunyiannya yang merupakan bagian dari hukuman atas Israel, telah berakhir, maka sekarang dia diperintahkan untuk memperlihatkan diri kepada Ahab, dan untuk menantikan turunnya hujan ke atas muka bumi (ay. 1 Raja-Raja 18:1). Sesuai dengan perintah ini, kita mendapati di sini,
- I. Perjumpaan Elia dengan Obaja, salah satu pegawai Ahab, yang melaluinya Elia mengirimkan pemberitahuan kepada Ahab tentang kedatangannya (ay. 2-16).
- II. Perjumpaan Elia dengan Ahab sendiri (ay. 17-20).
- III. Perjumpaan Elia dengan seluruh bangsa Israel di atas gunung Karmel, untuk menguji di hadapan umum siapa yang paling berkuasa, Allah atau Baal. Ini menjadi suatu upacara pertunjukan yang paling mengesankan, yang di dalamnya,
- 1. Baal dan nabi-nabinya dipermalukan.
- 2. Allah dan Elia dimuliakan (ay. 21-39).
- IV. Hukuman mati yang dilaksanakan Elia atas para nabi Baal (ay. 40).
- V. Kembalinya belas kasihan berupa hujan, atas perkataan Elia (ay. 41-46). Ini adalah sebuah pasal yang di dalamnya ada banyak hal yang sangat patut dicamkan.
Sifat Obaja; Perjumpaan Elia dengan Obaja (18:1-16)
- Dalam ayat-ayat ini kita mendapati,
- I. Keadaan Israel yang mengenaskan pada waktu itu, karena dua alasan:
- 1. Izebel melenyapkan nabi-nabi TUHAN (ay. 4), dan membunuh mereka (ay. 13). Karena seorang penyembah berhala, maka dia juga seorang penganiaya, dan menjadikan Ahab demikian. Bahkan pada saat-saat yang buruk itu, ketika patung anak lembu disembah dan Bait Suci di Yerusalem ditinggalkan, masih ada beberapa orang baik yang takut akan Allah dan melayani Dia, dan beberapa nabi baik yang mengajar mereka pengenalan akan Tuhan dan membantu mereka dalam beribadah. Para imam dan orang Lewi semuanya telah pergi ke Yehuda dan Yerusalem (2Taw. 11:13-14). Namun demikian, sebagai ganti mereka, Allah membangkitkan nabi-nabi ini, yang membacakan dan menjelaskan hukum Taurat dalam pertemuan-pertemuan pribadi, atau di dalam keluarga-keluarga yang tetap hidup lurus, sebab kita tidak membaca tentang adanya sinagog pada waktu itu. Mereka tidak mempunyai roh nubuatan seperti Elia, tidak pula mereka mempersembahkan korban, atau membakar dupa, tetapi hanya mengajar umat untuk hidup baik, dan tetap mendekatkan diri kepada Allah Israel. Mereka inilah yang hendak dimusnahkan Izebel, dan ia membinasakan banyak dari mereka. Hal ini menjadi bencana umum di samping juga kejahatan umum, dan mengancam kehancuran yang sehabis-habisnya dari sedikit sisa keagamaan yang ada di Israel. Sejumlah nabi yang luput dari pedang terpaksa melarikan diri, dan bersembunyi di dalam gua-gua, di mana mereka seolah-olah dikubur hidup-hidup dan dilenyapkan, kendati bukan dari kehidupan, tetapi dari kebergunaan, yang merupakan tujuan dan penghiburan dalam hidup ini. Dan, apabila para nabi dianiaya dan dihalau ke penjuru-penjuru negeri, maka tidak diragukan lagi para sahabat mereka, yaitu sedikit orang baik yang ada di negeri itu, juga diperlakukan dengan cara serupa. Namun, seburuk-buruknya keadaan,
- (1) Ada seorang yang sangat baik, yang merupakan seorang pembesar di istana, yaitu Obaja, yang sesuai dengan namanya – seorang hamba TUHAN, seorang yang takut akan Allah dan setia kepada-Nya, dan sekalipun begitu menjadi kepala istana Ahab. Perhatikanlah sifatnya: Ia seorang yang sungguh-sungguh takut akan TUHAN (ay. 3), bukan hanya seorang yang baik, melainkan juga seorang yang sungguh-sungguh dan sangat baik. Kedudukannya yang tinggi membuat kebaikannya berkilau, dan memberinya banyak kesempatan untuk melakukan kebaikan. Dan dia dari sejak kecil takut akan TUHAN (ay. 12). Dia sudah mulai hidup saleh sejak dini, dan terus demikian. Perhatikanlah, kesalehan sejak dini, diharapkan, akan menjadi kesalehan yang sungguh-sungguh. Orang-orang yang baik sejak dini besar kemungkinan akan menjadi orang yang sangat baik. Orang yang takut akan Allah sejak muda akan menjadi orang yang sungguh-sungguh takut akan Dia. Orang yang ingin berhasil harus bangun pagi-pagi. Tetapi sungguh aneh mendapati seorang yang begitu baik menjadi kepala istana Ahab, sebuah kedudukan yang sangat terhormat, penuh kuasa dan kepercayaan.
- [1] Sungguh aneh bahwa orang yang begitu jahat seperti Ahab mau mengangkatnya pada kedudukan itu dan terus mempertahankannya di sana. Sudah pasti hal itu disebabkan Obaja adalah seorang yang terkenal jujur, rajin, dan cerdas, dan orang yang dapat diandalkan Ahab, yang matanya dapat dipercayai Ahab sama seperti dia mempercayai matanya sendiri, seperti yang tampak di sini (ay. 5). Yusuf dan Daniel mendapat kenaikan jabatan karena tak ada seorang pun yang pantas seperti mereka untuk menempati kedudukan yang dipercayakan kepada mereka. Perhatikanlah, orang-orang yang mengaku beragama harus berusaha membuat diri mereka dihargai bahkan oleh orang-orang yang tidak beragama melalui kelurusan hati mereka, kesetiaan mereka, dan ketekunan mereka dalam bekerja.
- [2] Sungguh aneh bahwa orang yang sebaik Obaja mau menerima kedudukan tinggi di dalam sebuah istana yang begitu kecanduan penyembahan berhala dan segala rupa kefasikan. Kita dapat meyakini bahwa untuk menduduki jabatan itu, Obaja tidak disyaratkan untuk mengikuti agama sang raja, atau harus berpaut kepada ketetapan-ketetapan Omri dan kepada segala perbuatan keluarga Ahab. Obaja tentu tidak akan menerima kedudukan itu seandainya dia tidak bisa mendapatkannya tanpa bersembah sujud kepada Baal. Dan Ahab juga bukannya tidak cerdik sampai-sampai mengecualikan orang-orang dari jabatan, padahal mereka cocok untuk melayani dia, hanya karena mereka tidak mau bergabung dengannya dalam ibadah-ibadahnya. Orang yang setia kepada Allahnya akan setia kepada rajanya. Oleh karena itu, Obaja dapat menikmati kedudukannya tanpa merasa bersalah, sehingga ia tidak mau menolaknya, atau meninggalkannya, kendati dia sudah tahu bahwa dia tidak dapat melakukan kebaikan yang diinginkannya dalam kedudukan itu. Orang-orang yang takut akan Allah tidak perlu pergi dan mengundurkan diri dari dunia, seburuk apa pun dunia ini.
- [3] Sungguh aneh bahwa Obaja tidak membuat Ahab menjadi lebih baik atau bahwa Ahab tidak merusaknya. Tetapi sepertinya keduanya sudah tetap pada jalan masing-masing. Barang siapa yang cemar, ia akan terus cemar, dan barang siapa yang kudus, ia akan terus menguduskan dirinya. Orang-orang yang sungguh takut akan Allah adalah mereka yang tetap takut akan Dia pada waktu dan tempat yang buruk. Demikianlah yang diperbuat Obaja. Allah selalu memiliki sisa umat-Nya di antara segala macam orang, baik yang berkedudukan tinggi maupun rendah. Ada orang-orang kudus di dalam keluarga Nero, seperti juga di dalam keluarga Ahab.
- (2) Orang besar yang baik ini menggunakan kekuasaannya untuk melindungi nabi-nabi Allah. Ia menyembunyikan 100 orang di antara mereka di dalam dua gua yang terpisah, ketika penganiayaan sedang gencar-gencarnya, dan mengurus makanan dan minuman mereka (ay. 4). Ia tidak berpikir bahwa sudah cukup kalau dirinya sendiri takut akan Allah. Sebaliknya, karena memiliki kekayaan serta kekuasaan untuk melakukannya, dia juga merasa wajib untuk membantu dan menyokong orang-orang lain yang takut akan Allah. Tidak pula ia berpikir bahwa kebaikannya terhadap mereka akan memberi dirinya dalih untuk tidak menjadi orang baik. Sebaliknya, dia melakukan keduanya, dia sendiri sungguh-sungguh takut akan Allah dan mengayomi orang-orang yang juga takut akan Allah. Lihatlah betapa dengan menakjubkan Allah membangkitkan teman-teman bagi para hamba dan umat-Nya, untuk melindungi mereka pada masa-masa sulit, bahkan di tempat yang paling tidak disangka orang. Roti dan air adalah barang yang langka sekarang ini, namun Obaja akan mendapatkan keduanya dalam jumlah yang cukup bagi para nabi Allah, untuk membuat mereka tetap hidup agar kelak dapat melayani, kendati sekarang ini mereka disingkirkan.
- 2. Pada waktu Izebel melenyapkan nabi-nabi Allah, Allah memutus persediaan makanan yang diperlukan melalui masa kekeringan yang sangat hebat. Mungkin Izebel menganiaya nabi-nabi Allah dengan dalih bahwa merekalah penyebab hukuman itu, sebab Elia telah menubuatkannya. Christianos ad leones – Lemparkan orang-orang Kristen kepada singa-singa. Tetapi Allah membuat mereka mengetahui hal yang sebaliknya, sebab kelaparan itu terus berlangsung hingga para nabi dikorbankan. Dan begitu langkanya air di sana sehingga raja dan Obaja turun sendiri ke lapangan dengan menjelajah seluruh negeri untuk mencari rumput bagi ternak (ay. 5-6). Penyelenggaraan ilahi sudah mengaturnya demikian, supaya Ahab, dengan matanya sendiri, dapat melihat betapa buruknya akibat-akibat dari hukuman ini. Dan dengan demikian, dia lebih mau mendengarkan Elia, yang akan mengarahkannya ke satu-satunya jalan untuk mengakhiri hukuman ini. Yang dipedulikan Ahab hanyalah agar mereka tidak memotong seekor pun dari hewan itu, sebab memang banyak hewan yang sudah hilang. Namun ia tidak peduli akan jiwanya sendiri, yaitu supaya jiwanya tidak terhilang. Ia bersusah payah untuk mencari rumput, tetapi sama sekali tidak berusaha mencari perkenanan Allah, dengan membuat pagar pelindung untuk menangkis akibatnya, tetapi tidak mencari tahu bagaimana menyingkirkan penyebabnya. Tanah Yehuda terletak dekat dengan tanah Israel, namun di sana kita tidak mendapati keluhan tentang kekurangan air hujan. Sebab Yehuda tetap memerintah bersama Allah, dan setia bersama orang-orang kudus dan para nabi (Hos. 12:1, KJV). Melalui pembedaan ini, Israel bisa saja melihat dengan jelas alasan dari pertikaian Allah dengan mereka, ketika Allah menurunkan hujan ke atas kota yang satu dan tidak menurunkan hujan ke atas kota yang lain (Am. 4:7-8). Namun mereka membutakan mata mereka sendiri, dan mengeraskan hati mereka, dan tidak mau melihat.
- II. Langkah-langkah yang diambil untuk mengatasi kesusahan itu, melalui kemunculan Elia kembali ke atas panggung, untuk berlakon sebagai seorang Tisbe, seorang yang mempertobatkan atau memperbaharui Israel, sebab demikianlah (menurut sebagian penafsir) arti dari julukannya itu. Buatlah mereka berbalik kembali kepada TUHAN, Allah semesta alam, yang kepada-Nya mereka telah memberontak, maka semuanya akan menjadi baik dengan segera. Inilah yang harus dikerjakan Elia (lih. Luk. 1:16-17).
- 1. Ahab telah melakukan pencarian besar-besaran terhadap Elia (ay. 10), telah menawarkan hadiah kepada siapa saja yang menemukan dia, dan mengirim mata-mata ke dalam setiap suku dan wilayah kekuasaannya, sebagaimana dipahami oleh sebagian penafsir. Atau, seperti dipahami oleh sebagian yang lain, ke dalam setiap bangsa dan kerajaan sekitar yang bersekutu dengannya. Dan, apabila mereka menyangkal mengetahui sesuatu tentang Elia, maka Ahab tidak akan percaya kecuali mereka bersumpah, dan sepertinya, berjanji dengan sumpah juga bahwa, jika mereka berhasil menemukannya di antara mereka, mereka pasti akan memberitahukan keberadaannya dan menyerahkan dia. Kelihatannya, Ahab melakukan pencarian besar-besaran terhadap Elia ini, bukan supaya ia dapat menghukum Elia atas apa yang telah dilakukannya dengan menyatakan hukuman itu, melainkan terlebih supaya dia dapat menyuruh Elia untuk membatalkannya, dengan mencabut kembali hukuman itu. Sebab Elia telah berkata bahwa hal itu akan terjadi sesuai dengan perkataannya. Ahab berbuat demikian karena ia menyangka bahwa Elia sama seperti apa yang dengan bodohnya disangka orang tentang para penyihir. Bahwa, jika mereka dapat memaksa para penyihir untuk memberkati apa yang telah mereka sihir, maka hal itu akan kembali menjadi baik, atau sama seperti yang disangka raja Moab tentang Bileam. Saya cenderung menganggapnya demikian sebab kita mendapati, ketika mereka berdua berjumpa, Elia, yang tahu apa yang diinginkan Ahab darinya, meminta Ahab untuk menemuinya di gunung Karmel, dan Ahab menuruti permintaan tersebut. Namun, sebenarnya Elia menempuh jalan tersebut untuk mencabut kembali hukuman dan memberkati negeri itu dengan cara yang tak terbersit dalam pikiran Ahab.
- 2. Allah, pada akhirnya, memerintahkan Elia untuk menunjukkan diri kepada Ahab, sebab waktunya telah tiba sekarang bahwa Ia hendak memberi hujan ke atas bumi (ay. 1), atau lebih tepatnya ke atas negeri. Lebih dari dua tahun Elia hidup bersembunyi di rumah janda dari Sarfat, setelah dia diasingkan selama satu tahun di tepi sungai Kerit. Dengan demikian, tahun ketiga ia tinggal di sana, yang dibicarakan di sini (ay. 1), adalah tahun keempat dari masa kelaparan, yang berlangsung selama tiga tahun enam bulan, seperti tertulis dalam 25 dan Yakobus 5:17. Semangat Elia, tak diragukan lagi, melawan penyembahan Baal begitu besar, dan kasih sayangnya terhadap bangsanya pun begitu besar, sehingga dia merasa sudah terlalu lama ia hidup terasing seperti itu. Namun demikian, dia tidak muncul sebelum Allah menyuruhnya: “Pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada Ahab, sebab sekarang waktumu telah tiba, yaitu waktunya untuk mengasihani Israel.” Perhatikanlah, suatu pertanda baik bagi suatu bangsa apabila Allah memanggil hamba-hamba-Nya keluar dari tempat persembunyian mereka, dan meminta mereka memperlihatkan diri – suatu pertanda bahwa Ia akan memberi hujan ke atas muka bumi. Setidak-tidaknya, kita bisa mencukupkan diri secara lebih baik dengan roti yang serba sedikit, selama mata kita terus melihat Pengajar kita (Yes. 30:20-21).
- 3. Elia pertama-tama menyerahkan diri, atau lebih tepatnya memperlihatkan diri, kepada Obaja. Elia tahu, melalui Roh Kudus, di mana harus menjumpainya, dan kita di sini diberi tahu apa yang terjadi di antara mereka.
- (1) Obaja memberi salam kepada Elia dengan rasa hormat yang besar, sujud dengan muka ke tanah, dan dengan rendah hati bertanya, engkaukah ini, hai tuanku Elia? (ay. 7). Sama seperti Obaja telah menunjukkan kelembutan seorang ayah terhadap anak-anak para nabi, demikian pula ia menunjukkan penghormatan seorang anak kepada ayah para nabi. Melalui hal ini terlihat bahwa Obaja memang sungguh-sungguh takut akan Allah, bahwa dia benar-benar memberikan penghormatan kepada seorang yang merupakan utusan-Nya yang luar biasa, dan yang mendapat perkenanan besar di sorga.
- (2) Elia, dalam menjawab dia,
- [1] Mengembalikan gelar kehormatan itu kepada Ahab: “Panggil dia tuanmu, bukan aku.” Itu adalah sebutan yang lebih tepat bagi seorang raja daripada bagi seorang nabi, yang tidak memerlukan hormat dari manusia. Para nabi harus disebut sebagai pelihat, gembala, penjaga, dan pelayan, daripada tuan, sebagai orang-orang yang lebih memikirkan tugas panggilan daripada kekuasaan.
- [2] Elia menyuruh Obaja pergi dan memberi tahu raja bahwa dia menanti di sana untuk berbicara dengan sang raja: Katakan kepada tuanmu, Elia akan datang (ay. 8). Elia ingin supaya sang raja mengetahuinya sebelumnya, supaya hal itu tidak menjadi kejutan baginya, dan supaya ia yakin bahwa sang nabi sendirilah yang ingin memperlihatkan diri kepadanya.
- (3) Obaja mohon supaya ia tidak disuruh membawa pesan ini kepada Ahab, karena hal itu bisa mempertaruhkan nyawanya.
- [1] Obaja memberi tahu Elia betapa Ahab telah mencarinya ke mana-mana dan betapa besar semangatnya untuk menemukan dia (ay. 10).
- [2] Obaja menganggap begitu saja bahwa Elia akan mengundurkan diri lagi (ay. 12): Roh TUHAN akan mengangkat engkau seperti yang telah dilakukan-Nya beberapa kali, ketika Ahab merasa yakin akan menemukan Elia) ke tempat yang tidak kuketahui (lih. 2Raj. 2:16). Obaja mengira bahwa Elia tidaklah bersungguh-sungguh ketika dia menyuruhnya untuk memberi tahu Ahab di mana dia berada, tetapi hanya bermaksud untuk memperlihatkan betapa tidak berdayanya kejahatan Ahab. Sebab Obaja tahu bahwa Ahab tidaklah patut menerima kebaikan apa pun dari sang nabi dan tidaklah pantas kalau sang nabi harus menerima suatu perlakuan buruk darinya.
- [3] Obaja yakin bahwa Ahab akan begitu marah karena dikecewakan, sehingga akan menghukum mati dirinya karena telah membodohi dia, atau karena tidak membunuh Elia dengan tangannya sendiri, ketika Elia ada dalam jangkauannya (ay. 12). Para penindas dan penganiaya, dalam kemarahan mereka, sering kali menjadi geram secara tak masuk akal, bahkan terhadap teman-teman dan orang-orang kepercayaan mereka.
- [4] Obaja mengemukakan alasan bahwa dia tidak pantas untuk diperhadapkan pada bahaya seperti itu, dan untuk mempertaruhkan nyawanya: Apakah dosa yang telah kuperbuat (ay. 9). Bahkan (ay. 13), Tidak diberitahukan kepada tuanku bagaimana aku menyembunyikan nabi-nabi? Ia menyinggung hal ini bukan karena sombong atau ingin pamer, tetapi untuk meyakinkan Elia bahwa kendati dia adalah pelayan Ahab, dia tidak berpihak pada kepentingannya. Oleh karena itu, dia tidak mau dipermainkan dan diperalat untuk menjadi sasaran penganiayaannya. Ia yang telah melindungi begitu banyak nabi, demikian dia berharap, janganlah dibahayakan hidupnya oleh seorang nabi yang begitu besar ini.
- (4) Elia menenangkan Obaja bahwa dia dapat menyampaikan pesan ini dengan aman kepada Ahab, dengan meyakinkan Obaja, melalui sebuah sumpah, bahwa Elia, pada hari itu juga, akan menunjukkan diri kepada Ahab (ay. 15). Biarlah Obaja tahu bahwa Elia berbicara dengan sungguh-sungguh dan benar-benar niat, maka Obaja tidak akan segan-segan menyampaikan pesan itu kepada Ahab. Elia bersumpah demi TUHAN semesta alam, yang menggenggam segala kuasa di dalam tangan-Nya, dan karena itu sanggup melindungi hamba-hamba-Nya dari segala kuasa neraka dan dunia.
- (5) Segera sesudah itu diberitahukan kepada Ahab bahwa Elia telah mengirimkan sebuah tantangan kepadanya untuk segera bertemu di suatu tempat, dan Ahab menerima tantangan tersebut: Ahab pergi menemui Elia (ay. 16). Kita dapat menduga bahwa sungguh merupakan kejutan besar bagi Ahab untuk mendengar bahwa Elia, yang telah lama dicarinya tanpa ditemukan, sekarang ditemukan tanpa dicari. Ahab pergi mencari rumput, tetapi ia menemukan Elia yang dari perkataannya, sebagai juru bicara Allah, Ahab harus menantikan hujan. Namun demikian, hati nurani Ahab yang merasa bersalah memberinya sedikit alasan untuk mengharapkan turunnya hujan, tetapi justru banyak alasan untuk takut akan datangnya suatu hukuman yang lebih mengerikan. Seandainya Ahab, melalui mata-matanya, mengejutkan Elia, dia pasti akan bersorak-sorak penuh kemenangan atas Elia. Akan tetapi, karena sekarang dialah yang dikejutkan oleh Elia, kita dapat menduga bahwa dia bahkan gemetar untuk menatap wajah sang nabi, membencinya, tetapi sekaligus takut kepadanya, seperti Herodes kepada Yohanes Pembaptis.
SH: 1Raj 18:1-19 - Obaja alat Tuhan di tengah-tengah serigala. (Kamis, 2 Maret 2000) Obaja alat Tuhan di tengah-tengah serigala.
Seorang Kristen yang bekerja di suatu lembaga dimana nilai-nilai
'religius' dan nilai-nilai moralnya...
Obaja alat Tuhan di tengah-tengah serigala.
Seorang Kristen yang bekerja di suatu lembaga dimana nilai-nilai 'religius' dan nilai-nilai moralnya tidak dijunjung tinggi, akan menghadapi dilema yang sulit, yaitu ikut arus atau melawan arus? Bila tidak ikut arus, maka konsekuensi pribadi secara langsung dan segera seperti kehilangan pendapatan, pekerjaan, dikucilkan, bahkan dibunuh, akan terjadi. Itulah sebabnya banyak Kristen yang akhirnya ikut arus atau menarik diri dari masyarakat. Kedua sikap ini tidak dapat dipertanggungjawabkan secara iman Kristen. Seharusnya Kristen tetap melawan arus dan tetap berusaha untuk menggarami lingkungannya.
Obaja hidup di suatu masyarakat dimana raja dan rakyatnya menyembah berhala. Tidak hanya itu, para nabi Allah dibunuh oleh Izebel, sang permaisuri. Ahab sendiri hanya mementingkan kekuatan militernya yang tampak dari tindakannya mencari rumput bagi kuda dan bagal (ayat 5). Bahkan dalam situasi kelaparan yang demikian parah, Ahab tidak merasa perlu mencari Allah. Malahan ia mencari rumput sendiri bagi kekuatan militernya. Dengan kata lain mata rohani Ahab sudah menjadi buta. Bencana alam yang begitu hebat (ayat 2) tidak menyadarkan dia. Berbeda dengan Obaja yang tetap takut akan Tuhan dalam situasi seperti ini, berarti ia tidak ikut menyembah berhala. Ia tidak hanya menyelamatkan 100 nabi dari pembunuhan namun juga menyembunyikan dan memberi mereka makan dan minum setiap hari. Itu merupakan suatu tindakan yang berbahaya. Obaja adalah seorang yang berani melawan arus dan ia pun berhasil dalam kariernya dengan menjadi kepala istana.
Orang seperti Obaja inilah yang dipakai Allah sebagai alat-Nya. Tidak hanya sebagai penyelamat 100 nabi, namun juga sebagai perantara antara Elia dan Ahab. Coba bayangkan, jika tidak ada orang seperti Obaja, bagaimana Elia dapat meminta Ahab untuk menemuinya. Seandainya Elia langsung ke istana, ia pasti dibunuh oleh Izebel. Seandainya Elia menemui orang lain yang tidak takut akan Tuhan, maka ia pun pasti dibunuh oleh orang tersebut dengan tujuan mendapatkan pujian dari Ahab dan Izebel.
Renungkan: Negara kita memerlukan "Obaja-obaja" yang mempunyai kemampuan intelektual, beriman teguh, dan berani melawan arus. Orang-orang yang demikian diperlukan agar bangsa kita mempunyai kesempatan untuk kembali kepada Allah.
SH: 1Raj 18:1-19 - Maksud Allah di balik kesulitan (Sabtu, 21 Agustus 2004) Maksud Allah di balik kesulitan
Pada saat kita mengalami kesulitan, kita cenderung memikirkan
diri sendiri atau mencari cara untuk mengatasinya ...
Maksud Allah di balik kesulitan
Pada saat kita mengalami kesulitan, kita cenderung memikirkan diri sendiri atau mencari cara untuk mengatasinya dengan usaha sendiri. Akibatnya, kita tidak dapat mengerti maksud Allah di balik kesulitan tersebut. Itulah yang terjadi pada diri Ahab.
Ahab, raja Israel jatuh ke dalam dosa penyembahan berhala (ayat 16:30-33). Dosa yang dilakukan Ahab menyebabkan kerajaan dan rakyat yang dipimpinnya mengalami penghukuman Allah yakni bencana kekeringan dan kelaparan (ayat 17:1). Bencana kekeringan dan kelaparan itu terjadi selama tiga tahun (ayat 18:1). Selama itu juga, Ahab dan bangsa Israel menyembah Baal. Ahab tidak mencari Allah, melainkan berupaya mencari cara mengatasinya dengan usaha sendiri. Sikap Ahab ini nampak ketika ia ingin menyelamatkan nasib hewan miliknya (ayat 5). Sebagai raja, Ahab lebih mementingkan diri sendiri daripada kepentingan rakyat.
Allah ingin menyatakan kepada Ahab dan umat-Nya bahwa Ia adalah Allah Israel (ayat 2). Melalui Obaja, Elia meminta untuk memanggil Ahab agar menemuinya (ayat 7-16). Ahab yang telah meninggalkan Allah untuk menyembah Baal, beranggapan bahwa bencana kekeringan dan kelaparan yang terjadi itu karena Elia (ayat 17). Ia menganggap bahwa perkataan Elia menyebabkan Baal membuat hujan tidak turun dan tanah menjadi kering. Elia mengingatkan Ahab bahwa bencana kekeringan dan kelaparan terjadi karena dia telah menyembah Baal dan telah meninggalkan Allah Israel (ayat 18). Meski demikian, Allah tetap mengasihi umat-Nya. Ia mempunyai rencana untuk umat-Nya di Gunung Karmel dan akan menurunkan hujan (ay. 1,19,45).
Jika kita mengalami kesulitan, itulah saatnya kita mengadakan koreksi diri. Mungkin kesulitan itu adalah peringatan Tuhan agar kita menyadari perilaku yang salah. Kesulitan dan masalah hidup dapat menjadi suara Allah untuk memanggil kita kembali kepada-Nya.
Renungkan: Maksud Tuhan mempersulit kita ketika berdosa adalah untuk menuntun kita kembali kepada-Nya, kembali kepada berkat-Nya.
SH: 1Raj 18:1-15 - Obaja: Hamba Allah (Kamis, 30 Juli 2015) Obaja: Hamba Allah
Namanya Obaja. Artinya hamba Allah, sama seperti nama Abdullah dalam bahasa Arab. Yang menarik untuk diperhatikan, Obaja, yang nam...
Obaja: Hamba Allah
Namanya Obaja. Artinya hamba Allah, sama seperti nama Abdullah dalam bahasa Arab. Yang menarik untuk diperhatikan, Obaja, yang namanya berarti hamba Allah ini, adalah pejabat negara. Dia adalah kepala istana pemerintahan Raja Ahab yang terkenal korup.
Namun demikian, penulis mencatat: "Obaja itu seorang yang sungguh-sungguh takut akan Tuhan. Karena pada waktu Izebel melenyapkan nabi-nabi Tuhan, Obaja mengambil seratus orang nabi, lalu menyembunyikan mereka lima puluh lima puluh sekelompok dalam gua dan mengurus makanan dan minuman mereka" (3-4). Tentu, tak mudah bagi Obaja menjadi kepala istana pada masa pemerintahan Ahab. Jalan yang paling gampang adalah menurut kepada sang raja tanpa syarat. Namun, itu bukan jalan yang diambil Obaja. Dia lebih takut kepada Allah ketimbang kepada manusia. Bahkan, ia menyelamatkan seratus orang nabi dari pembunuhan atas perintah Izebel. Pastilah, nyawa yang menjadi taruhannya.
Tak hanya itu, Obaja juga memelihara kehidupan para nabi itu dengan memasok sandang dan pangan bagi mereka. Kalau untuk makan butuh Rp 50.000 per hari, maka sebulannya sekitar Rp 150 juta. Kita tidak tahu, apakah Ahab mengetahui sepak terjangnya itu. Jika Ahab tidak tahu, pastilah Obaja cukup pandai menyembunyikannya. Jika Ahab tahu, kenyataan bahwa Obaja tetap bekerja memperlihatkan bahwa Raja Ahab membutuhkan profesionalismenya dalam mengatur istana.
Agaknya inilah pelajaran yang harus dipetik setiap orang yang bekerja sebagai pegawai, baik negeri maupun swasta. Jalankanlah tugas dengan sebaik-baiknya. Namun, jika atasan bertindak melawan hati nurani, taatilah Allah ketimbang siapa pun juga.
Obaja juga seorang komunikator ulung. Dia berhasil mengajak sang nabi, yang terkenal tanpa kompromi itu, untuk bertemu dengan Ahab. Mungkin itu jugalah yang menyebabkan Ahab merasa sayang memecatnya karena dia sungguh mampu berkomunikasi -dengan Ahab, Elia, dan terutama Tuhan.
SH: 1Raj 18:1-15 - Tentu Ia Membunuh Aku (Minggu, 9 Januari 2022) Tentu Ia Membunuh Aku
Dalam kerajaan Ahab, ternyata ada kelompok yang setia kepada Yahweh. Obaja, nama yang berarti "Abdi Yahweh", dengan cepat menge...
Tentu Ia Membunuh Aku
Dalam kerajaan Ahab, ternyata ada kelompok yang setia kepada Yahweh. Obaja, nama yang berarti "Abdi Yahweh", dengan cepat mengenali Elia ketika bertemu dengannya (7). Namun, berpihak pada Yahweh dapat membahayakan nyawa. "Tentu ia membunuh aku" (lih. 9, 12), kata Obaja ketika Elia minta dipertemukan dengan Ahab.
Hidup setia kepada Tuhan memang selalu menantang bahaya. Obaja menyembunyikan banyak nabi Allah yang setia di gua-gua agar tidak dibunuh Izebel, istri Ahab (4, 13). Inilah juga nasib yang akan menimpa Elia karena menantang Ahab dan nabi-nabi Baal (19:9). Dia pun harus bersembunyi di gua.
Mengikut Tuhan dapat mengakibatkan berbagai kesulitan dan ancaman riil. Obaja memang setia kepada Yahweh. Namun, terang-terangan menentang Ahab atau kelihatan berpihak kepada Elia dapat menyebabkan Obaja kehilangan nyawanya. Permintaan sederhana Elia kepada Obaja sangat berisiko.
Di sini Elia dan Obaja tetap setia. Ketika Allah menyuruh Elia menghadap Ahab, dia pun pergi. Dan Obaja, walau gemetar, dia tetap melakukan apa yang diminta dan mempertemukan Elia dengan Ahab. Beriman kepada Tuhan memaksa kita untuk berhadapan dengan Ahab dan Baal dalam hidup kita.
Setiap pilihan mempunyai konsekuensi. Ada pilihan yang secara riil menyebabkan kematian. Obaja tidak naif. Dia bekerja untuk Ahab sebagai kepala istana. Dalam situasinya, dia setia kepada Tuhan. Bukan pilihan mudah bagi Obaja.
Hidup ini menyajikan tekanan tersendiri dan kita harus memilih kepada siapa kita loyal. Obaja berhasil menjalankan tugasnya. Namun, Elia harus bersiap menghadapi konfrontasi frontal dengan Ahab dan nabi-nabi Baal. Kejelasan dalam menangkap misi dan tugas yang Tuhan bebankan akan menolong kita dalam mengambil keputusan yang sulit.
Elia tahu panggilan dan misinya. Katakan kepada Ahab, "Elia ada", katanya kepada Obaja. Elia dan Obaja memilih masuk ke pekerjaan Allah dalam perang antara Yahweh dan Baal. Apakah kita mengenali misi Tuhan yang dibebankan pada kita sekarang? [IHM]
Topik Teologia -> 1Raj 18:1
Topik Teologia: 1Raj 18:1 - -- Pekerjaan-Pekerjaan Allah
Pemeliharaan Allah
Pemeliharaan Berlaku atas Urutan Alamiah
Pemeliharaan Allah terhadap Benda-benda di L...
- Pekerjaan-Pekerjaan Allah
- Pemeliharaan Allah
- Pemeliharaan Berlaku atas Urutan Alamiah
- Pemeliharaan Allah terhadap Benda-benda di Langit
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: 1 Raja-raja (Pendahuluan Kitab) Penulis : Tidak dikenal
Tema : Raja-raja Israel dan Yehuda
Tanggal Penulisan: Sekitar 560-550 SM
Latar Belakang
1 dan 2 Raja-R...
Penulis : Tidak dikenal
Tema : Raja-raja Israel dan Yehuda
Tanggal Penulisan: Sekitar 560-550 SM
Latar Belakang
1 dan 2 Raja-Raja langsung melanjutkan sejarah yang tercatat dalam 1 dan 2 Samuel. Keempat kitab ini secara selektif meliput seluruh sejarah para raja Israel dan Yehuda (sekitar tahun 1050-586 SM). 1 dan 2 Raja-Raja secara kronologis meliput empat abad sejarah tersebut -- sejak masa Raja Salomo (970 SM) hingga masa pembuangan di Babel (586 SM); 1 Raja-Raja sendiri meliput sekitar 120 tahun -- masa pemerintahan Salomo selama 40 tahun (970-930 SM), dan sekitar 80 tahun sejarah kerajaan yang terpecah (sekitar 930-852 SM).
1 dan 2 Raja-Raja bermula menjadi satu kitab dalam PL Ibrani; oleh karena itu masalah kepenulisan berkaitan dengan keduanya sebagai satu kitab. Peristiwa terakhir yang tercatat (2Raj 25:27) ialah pembebasan Raja Yoyakhin dari penjara Babel (sekitar 560 SM). Oleh karena itu 1 dan 2 Raja-Raja secara lengkap mungkin tertulis dalam dasawarsa 560-550 SM. Sekalipun penulisnya tidak disebutkan, jelaslah dia seorang nabi merangkap sejarawan yang terilhamkan untuk menafsirkan pemerintahan semua raja Israel dan Yehuda dipandang dari sudut perjanjian Allah dengan bangsa Ibrani. Jelas pula bahwa penulis mempergunakan beberapa sumber masukan:
- (1) "kitab riwayat Salomo" (1Raj 11:41),
- (2) "kitab sejarah raja-raja Israel" (mis. 1Raj 14:19),
- (3) "kitab sejarah raja-raja Yehuda" (mis. 1Raj 14:29).
Sumber-sumber tertulis ini mungkin adalah catatan-catatan yang dibuat oleh para nabi dan bukan dokumen negara yang resmi; mungkin juga penulis memeriksa tulisan nabi-nabi lain seperti yang tercantum dalam 1Taw 29:29. Untuk mendapat gambaran ikhtisar tentang raja-raja Israel dan Yehuda lih. tabel RAJA-RAJA ISRAEL DAN YEHUDA, 08957.
Tujuan
1 dan 2 Raja-Raja ditulis untuk memberikan kepada orang Ibrani dalam pembuangan di Babel suatu penafsiran yang bersifat nubuat tentang sejarah mereka supaya dapat memahami mengapa bangsa itu terpecah pada tahun 930 SM, mengapa kerajaan Israel di utara jatuh pada tahun 722 SM, dan mengapa kerajaan Daud dan Yerusalem jatuh pada tahun 586 SM. Penulis menekankan bahwa perpecahan kerajaan serta keruntuhan Israel dan Yehuda adalah akibat langsung yang tidak dapat dielakkan dari penyembahan berhala dan ketidakbenaran para raja dan bangsa itu secara keseluruhan; mengingat itu penulis mengevaluasi keberhasilan atau kegagalan setiap raja sesuai dengan kesetiaan atau ketidaksetiaannya terhadap Allah dan perjanjian. Apa pun juga keberhasilan politik atau ekonomi yang telah dicapai seorang raja, ia dinyatakan gagal apabila ia tidak mendukung perjanjian itu. Pemahaman yang bersifat nubuat ini disajikan agar semua orang buangan untuk selamanya akan meninggalkan penyembahan berhala, berbalik kepada Allah, dan menaati perintah-perintah-Nya hingga angkatan-angkatan selanjutnya.
Survai
1 Raja-Raja terbagi atas dua bagian utama.
- (1) Bagian Pertama menguraikan masa pemerintahan Raja Salomo (pasal 1-11; 1Raj 1:1--11:43). Pasal-pasal yang pertama menerangkan situasi ketika Salomo dinobatkan menjadi raja (pasal 1-2; 1Raj 1:1--2:46) dan permohonannya akan hikmat yang dengannya ia dapat memerintah bangsa itu (pasal 3; 1Raj 3:1-28). Tujuh pasal selanjutnya menguraikan perkembangan Salomo sampai menjadi tokoh dunia dan puncak kemakmuran, kedamaian, kekuasaan, dan kemuliaan Israel -- semuanya selama 20 tahun pertama dari masa pemerintahan Salomo. Dalam kurun waktu ini Salomo mendirikan dan menahbiskan Bait Suci di Yerusalem (pasal 6,8; 1Raj 6:1-38; 1Raj 8:1-66). Pasal 11 (1Raj 11:1-43) menguraikan 20 tahun kedua pemerintahan Salomo -- tahun-tahun pemuasan menurut suka hatinya, poligami yang menyolok, penyembahan berhala, dan pengikisan dasar-dasar bangsa tersebut. Pada saat kematiannya, bibit-bibit perpecahan dan kemerosotan kerajaan itu telah ditaburkan.
- (2) Bagian Kedua menguraikan perpecahan kerajaan di bawah pemerintahan putra Salomo, Rehabeam, dan masa 80 tahun berikutnya dengan kemunduran rohani dan politik kedua kerajaan di bawah pemerintahan dinasti rajanya sendiri-sendiri (pasal 12-22; 1Raj 12:1--22:54). Tokoh-tokoh utama di bagian kedua ini ialah Raja Rehabeam dari selatan dan Yerobeam dari kerajaan utara, Raja Ahab dan istrinya yang jahat Izebel (utara), dan nabi Elia (utara).
Ciri-ciri Khas
Empat ciri utama menandai kitab ini.
- (1) Kitab ini memperkenalkan para nabi sebagai wakil dan juru bicara Allah kepada raja-raja Israel dan Yehuda -- misalnya, Ahia (1Raj 11:29-40; 1Raj 4:5-18), Semaya (1Raj 12:22-24), Mikha (1Raj 22:8-28), dan khususnya Elia (pasal 17-19; 1Raj 17:1--19:21).
- (2) Kitab ini menekankan nubuat dan penggenapannya di dalam sejarah para raja. Berkali-kali nubuat tertentu yang tertulis dinyatakan sebagai sudah tergenapi (mis. 2Sam 7:13 dengan 1Raj 8:20; 1Raj 11:29-39 dan 1Raj 12:15; 1Raj 13:1-34 dengan 2Raj 23:16-18).
- (3) Kitab ini berisi banyak kisah Alkitab yang terkenal -- mis. hikmat Salomo (pasal 3-4; 1Raj 3:1--4:34), penahbisan Bait Suci (pasal 8; 1Raj 8:1-66), kunjungan ratu Syeba ke Yerusalem (pasal 10; 1Raj 10:1-13), pelayanan Elia, khususnya bentrokannya dengan Baalisme di Gunung Karmel (pasal 18; 1Raj 18:1-46).
- (4) Kitab ini mencakup data kronologis yang banyak mengenai raja-raja Israel dan Yehuda yang sering kali sulit diserentakkan. Akan tetapi, sebagian besar persoalan dipecahkan dengan memuaskan bila mengerti ada kemungkinan terjadinya tumpang tindih masa pemerintahan, masa pemerintahan bersama seorang putra dengan ayahnya, dan cara yang berbeda untuk menentukan awal pemerintahan seorang raja.
Penggenapan Dalam Perjanjian Baru
PB mencatat bahwa Yesus menyatakan kepada angkatan-Nya bahwa pentingnya hidup dan kerajaan-Nya jauh melampaui hikmat, kekuasaan, kemuliaan, dan kemegahan Salomo dan masa pemerintahannya; "sesungguhnya yang ada di sini lebih daripada Salomo" (Mat 12:42). Apalagi, kemuliaan Allah yang memenuhi bait Salomo ketika ditahbiskan kini tinggal di antara umat manusia di dalam diri Yesus, Anak Tunggal Bapa (Yoh 1:14).
Full Life: 1 Raja-raja (Garis Besar) Garis Besar
I. Masa Pemerintahan Salomo
(1Raj 1:1-11:43)
A. Salomo Menggantikan Daud Sebagai Raja
(1...
Garis Besar
- I. Masa Pemerintahan Salomo
(1Raj 1:1-11:43) - A. Salomo Menggantikan Daud Sebagai Raja
(1Raj 1:1-2:11) - B. Salomo Memperkuat Kedudukannya Sebagai Raja
(1Raj 2:12-46) - C. Hikmat dan Pemerintahan Salomo
(1Raj 3:1-4:34) - D. Keberhasilan dan Ketenaran Salomo
(1Raj 5:1-10:29) - 1. Persiapan Pembangunan Bait Suci
(1Raj 5:1-18) - 2. Pembangunan Bait Suci
(1Raj 6:1-38) - 3. Pembangunan Istana Salomo
(1Raj 7:1-12) - 4. Perabotan Bait Suci
(1Raj 7:13-51) - 5. Penahbisan Bait Suci
(1Raj 8:1-66) - 6. Pengesahan Perjanjian Daud
(1Raj 9:1-9) - 7. Berbagai Kegiatan Salomo dan Ketenarannya
(1Raj 9:10-10:29) - E. Kejatuhan dan Kematian Salomo
(1Raj 11:1-43) - 1. Poligami dan Penyembahan Berhala Menyolok yang Dilakukan Salomo
(1Raj 11:1-8) - 2. Hukuman Perpecahan Kerajaan Dinubuatkan Allah
(1Raj 11:9-13) - 3. Allah Membangkitkan Musuh-Musuh Melawan Salomo
(1Raj 11:14-28) - 4. Nubuat Ahia
(1Raj 11:29-40) - 5. Kematian Salomo
(1Raj 11:41-43) - II. Perpecahan Kerajaan: Israel dan Yehuda
(1Raj 12:1-22:53) - A. Hukuman Perpecahan Kerajaan Terjadi
(1Raj 12:1-24) - B. Pemerintahan Yerobeam (Israel)
(1Raj 12:25-14:20) - C. Pemerintahan Rehabeam (Yehuda)
(1Raj 14:21-31) - D. Pemerintahan Abiam (Yehuda)
(1Raj 15:1-8) - E. Pemerintahan Asa (Yehuda)
(1Raj 15:9-24) - F. Pemerintahan Nadab (Israel)
(1Raj 15:25-31) - G. Pemerintahan Baesa (Israel)
(1Raj 15:32-16:7) - H. Pemerintahan Ela (Israel)
(1Raj 16:8-14) - I. Pemerintahan Zimri (Israel)
(1Raj 16:15-20) - J. Pemerintahan Omri (Israel)
(1Raj 16:21-28) - K. Pemerintahan Ahab (Israel)
(1Raj 16:29-22:40) - 1. Permulaan Pemerintahan Ahab
(1Raj 16:29-34) - 2. Ahab dan Nabi Elia
(1Raj 17:1-19:21) - 3. Ahab Berperang dengan Aram
(1Raj 20:1-43) - 4. Ahab dan Kebun Anggur Nabot
(1Raj 21:1-29) - 5. Peperangan Fatal Ahab dengan Aram
(1Raj 22:1-40) - L. Pemerintahan Yosafat (Yehuda)
(1Raj 22:41-51) - M. Pemerintahan Ahazia (Israel)
(1Raj 22:52-53)
Matthew Henry: 1 Raja-raja (Pendahuluan Kitab)
Begitu banyak sejarah terkandung di dalam Kitab Raja-raja dan pemerintahan mereka, yang mengisahkan secara singkat segenap perkara yang terjadi di ...
- Begitu banyak sejarah terkandung di dalam Kitab Raja-raja dan pemerintahan mereka, yang mengisahkan secara singkat segenap perkara yang terjadi di dalam kerajaan mereka. Ini merupakan sebuah bentuk penghormatan yang pada umumnya diberikan kepada kepala-kepala yang bermahkota. Kitab Suci merupakan sejarah kerajaan Allah di antara manusia, dalam sejumlah cara penyelenggaraannya. Akan tetapi, di dalam kerajaan ini hanya ada satu Raja, dan nama-Nya hanya satu. Sejarah khusus yang kini terhampar di hadapan kita mengisahkan segala perkara di dalam kerajaan Yehuda dan Israel, tetapi dengan perhatian khusus terhadap kerajaan Allah di tengah-tengahnya. Sebab sejarah kerajaan Yehuda dan Israel tetaplah sebuah sejarah yang kudus, yang jauh lebih memberikan pengajaran dan tidak kurang menarik daripada sejarah raja-raja lain di bumi. Apalagi sejarah kerajaan Yehuda dan Israel itu mendahului sejarah raja-raja lain yang sudah terbukti dengan pasti keberadaannya. Sebab meskipun sudah ada raja-raja di Edom sebelum ada seorang raja di Israel (Kej. 36:31), karena bangsa-bangsa asing lebih dahulu menciptakan kerajaan, namun riwayat raja-raja Israel tetap hidup, dan akan terus hidup, di dalam Kitab Suci, hingga akhir dunia, sementara riwayat raja-raja Edom sudah sejak lama terkubur dan terlupakan. Sebab kehormatan yang berasal dari Allah akan bertahan lama, sementara kehormatan yang datangnya dari dunia menyerupai jamur, yang tumbuh dalam semalam dan binasa dalam semalam. Alkitab dimulai dengan kisah bapa-bapa leluhur, lalu nabi-nabi, kemudian hakim-hakim, orang-orang yang dapat dengan lebih langsung bercakap-cakap dengan sorga. Catatan mengenai kisah ini menguatkan iman kita, tetapi tidak begitu mudah diterapkan pada keadaan kita, sebab kini kita tidak lagi mengharapkan penglihatan-penglihatan, karena sejarah tentang perkara-perkara yang terjadi kemudian, seperti yang terjadi pada kita sekarang ini, berada di bawah pimpinan penyelenggaraan Allah yang sifatnya biasa. Dan di dalam kitab ini, meskipun tidak ada banyak perlambang dan bayangan akan Mesias, kita menjumpai adanya harapan-harapan besar akan diri-Nya, karena bukan hanya para nabi, melainkan juga para raja, berkeinginan untuk melihat rahasia-rahasia Injil yang agung (Luk. 10:24). Kedua Kitab Samuel merupakan pendahuluan bagi kedua Kitab Raja-raja, karena kedua Kitab Samuel itu menceritakan asal mula pemerintahan kerajaan dalam diri Saul dan asal mula keluarga kerajaan dalam diri Daud. Kedua Kitab Raja-raja ini mengisahkan kepada kita penerus takhta Daud, yakni Salomo, terbaginya kerajaannya, dan pergantian sejumlah raja Yehuda dan Israel, beserta garis besar sejarah mereka hingga masa penawanan. Dan sama seperti dari Kitab Kejadian kita dapat menarik sejumlah peraturan ekonomi yang sungguh baik, untuk mengatur urusan rumah tangga, demikian pula dari Kitab Raja-raja ini kita dapat menarik sejumlah peraturan politik, untuk menangani urusan-urusan masyarakat. Di dalam kitab ini, ada perhatian khusus yang diberikan terhadap kaum keluarga dan garis keturunan Daud, yang darinya Kristus berasal. Sebagian dari anak-anak Daud berjalan mengikuti jejaknya, sementara sebagian yang lain tidak. Watak raja-raja Yehuda dengan demikian dapat digambarkan secara singkat sebagai berikut: Daud yang taat beribadah, Salomo yang bijaksana, Rehabeam yang belum berpengalaman, Abia yang pemberani, Asa yang lurus hati, Yosafat yang saleh, Yoram yang biadab, Ahazia yang berlaku fasik, Yoas yang murtad, Amazia yang gegabah, Uzia yang perkasa, Yotam yang penuh damai, Ahas sang penyembah berhala, Hizkia sang pembaharu, Manasye sang petobat, Amon yang tidak termasyhur, Yosia yang berhati lembut, Yoahas, Yoyakim, Yoyakhin, Zedekia, semuanya berlaku jahat dan dengan cepat membawa kehancuran bagi diri mereka sendiri serta kerajaan mereka. Jumlah raja-raja yang baik dan yang jahat hampir sebanding, tetapi pemerintahan raja-raja yang baik pada umumnya berlangsung lama, sementara yang jahat berlangsung singkat. Dengan mempertimbangkan hal ini, keadaan Israel tidaklah begitu buruk pada rentang waktu ini, seperti yang terkesan pada awalnya. Di dalam kitab pertama ini kita mendapati,
- I. Kematian Daud (ps. 1-2).
- II. Pemerintahan Salomo yang mulia, dan pembangunan Bait Allah olehnya (ps. 3-10), namun juga awan gelap yang menenggelamkan suryanya (ps. 11).
- III. Terbaginya kerajaan pada masa Rehabeam, dan juga pemerintahannya serta pemerintahan Yerobeam (ps. 12-14).
- IV. Pemerintahan Abia dan Asa atas Yehuda, serta Baesa dan Omri atas Israel (ps. 15-16).
- V. Mujizat-mujizat Elia (ps. 17-19).
- VI. Keberhasilan Ahab melawan Benhadad, serta kejahatan dan kejatuhan Ahab (ps. 20-22). Dan di dalam segenap sejarah ini, tampak bahwa raja-raja, meskipun layaknya dewa-dewa bagi kita, tetaplah manusia di hadapan Allah, yang fana dan harus mempertanggungjawabkan perbuatan mereka.
Ende: 1 Raja-raja (Pendahuluan Kitab) KITAB RADJA2
PENDAHULUAN
Kedua Kitab Radja2 (dalam terdjemahan Junani: III dan IV Keradjaan2; dalam
terdjemahan Latin III dan IV Radja2) sesungguhnja ...
KITAB RADJA2
PENDAHULUAN
Kedua Kitab Radja2 (dalam terdjemahan Junani: III dan IV Keradjaan2; dalam terdjemahan Latin III dan IV Radja2) sesungguhnja menurut bentuk serta isinja hanja merupakan satu karja besar. Tjorak buat2an dari pembagian itu tampak dari kenjataaan, bahwasanja pembagian itu djatuh di-tengah2 pemerintahan radja Ahazjahu. Hanja dua pasal permulaan sadjalah jang dipandang dari sudut kesusasteraan serta sedjarah termasuk dalam kisah pandjang-lebar wangsa Dawud, seperti jang terdapat dalam II Sjemuel 9-20, jang dilandjutkan dalam pasal2 ini sebagai pengantar bagi pemerintahan Sualaiman.
Kisah Kitab Radja2, jang melandjutkan kisah I dan II Sjemuel, melingkupi djaman sedjarah Israil, mulai dari penobatan Sulaiman (l.k 970) sampai dengan hantjurnja kota Jerusalem dalam tahun 587. Dipandang dari segi politik djaman ini merupakan sedjarah jang bergolak; dan meskipun kitab Radja2 tidak bermaksud memberikan sedjarah politik se-mata2, namun bagi pengertian jang tepat diperlukan pengetahuan ringkas tentang latar belakang politiknja.
Berkat situasi politik jang menguntungkan, maka Dawud berhasil mendirikan keradjaan jang tjukup kuat, dengan serangkaian negeri2 taklukan dikelilingnja. Karena terus lemahnja keradjaan2 Asyria-Babel dan Mesir, maka Sulaiman mendapat kesmepatan jang leluasa untuk mengkonsolidir warisan dari ajahnja. Setelah naik tachta dikala Dawud masih hidup, maka tindakan per-tama2 jang diambilnja sebagai penguasa penuh sesuai dengan kebiasaan masa itu, ialah menumpas segala orang, jang mendjadi lawan atau jang mungkin akan mendjadi lawannja, dan segala saingan bagi tachtanja. Kemudian dibentuknja angkatan perang jang diperlengkapi dengan sendjata2 jang modern diwaktu itu; dan untuk mengembangkan kemuliaan serta kedjajaan keradjaannja diadakannja pembangunan setjara besar2an, dengan baitullah Jerusjalem sebagai puntjak kemuliaannja. Mengingat pekerdjaan tadi tidak mungkin tanpa bantuan luarnegeri dalam bentuk bahan2 dan ahli2 tehnik, maka rentjana besar itu mengharuskan dia untuk mengadakan hubungan persahabatan dengan Tyrus, kota berdaulat jang djuga mendjadi pusat perdagangan. Untuk menutup beaja segala kebesaran itu, maka selain menggunakan daja-upaja klasik, jaitu padjak tinggi dan rodi, Sulaiman djuga menggali sumber penghasilan, jang sama sekali baru bagi Israil, jaitu perdagangan transito jang giat. Untuk maksud itu Sulaiman mengadakan armada niaga di Laut Merah, djuga dengan bantuan Tyrus. Dengan mengadakan perkawinan politik dengan puteri radja Mesir, ditjapainja hubungan persahabatan dengan keradjaan besar itu. Memang, pemerintahan Sulaiman adalah sungguh masa djaja; dan kebidjaksanaan serta kekajaannja lekas termasjhur. Tetapi sebaliknja tampak djuga segi buruknja, jang mengandung benih keruntuhan. Rodi jang menekan dan padjak jang berat mendjengkelkan rakjat jang meng-hidup2kan lagi persaingan lama antara Juda dan kesepuluh suku lainnja diutara. Tambahan pila diutara muntjul suatu keradjaan jang kemudian menjebabkan banjak kesulitan. Negara Aram Damsjik jang ditaklukkan Dawud berhasil memerdekakan dirinja dan mentjaplok negeri2 ketjil sekitarnja. Negeri taklukkan lain, jakni Edom, djuga memberontak dan berhasil memperoleh kebebasan jang tjukup besar, sehinggga sangat merugikan perdagangan. Achirnja Mesir muntjul wangsa baru jang menentang wangsa jang dahulu dan oleh karenanja memutuskan hubungan persahabatan dengan Israil dan memberikan suaka kepada para pemberontak.
Ketika Sulaiman mangkat, keadaan agak genting dan karena tindakan serampangan dari penggantinja, jaitu Reha'beam (931-913), keradjaan petjah mendjadi dua negeri jang berdaulat. Kesepuluh suku diutara mempermaklumkan Jerobe'am (931- 910) djadi radja, sedangkan Rehabe'am hanja diakui hak2nja oleh Juda dan leh sebagian suku Benjamin. Keradjaan Israil diutara lebih kaja dan lebih besar, tetapi tidak merupakan kesatuan jang kokoh kedalam. Juda diselatan adalah keradjaan jang kerdil dan miskin, tetapi karena stabilnja wangsa Dawud tidak begitu diganggu oleh kekatjauan2 dalam negeri. Semendjak itu kedua keradjaan mempunjai sedjarahnja tersendiri, tetapi dengan banjak titik persamaan jang kuat. Mula2 sangat bermusuhan, kemudian hubungan mereka bertambah baik dan bersahabat, tetapi achirnja bermusuhan lagi.
Pengganti Jerobe'am I di Israil ialah Nadab (910-109), orang jang tiada artinja samasekali. Ketika peperangan berketjamuk lawan orang2 Felesjet, ia disingkirkan oleh suatu permufakatan dan digantikan oleh pemimpin komplotan itu jaitu Ba'sja (909-886). Ba'sja melandjutkan permusuhan dengan Juda, tetapi dipaksa menghentikan operasi militernja oleh Ben-Hadad II dari Damsjik, jang disuapi radja Juda. Putera Ba'sja dibunuh Zimri, ketika pasukan sedang bertempur. Tetapi Zimri tidak diakui sebagai radja, dan rakjat mempermaklumkan panglimanja, jakni 'Omri djadi radja Israil (885-874). Mula2 timbul kesulitan dengan saingan2 lainnja mengenai tachta keradjaan, tetapi kemudian pemerintahan radja ini merupakan masa djaja jang mulia, sehingga luar negeri, lama setelah wangsa keempat ini lenjap, masih berbitjara tentang wangsa 'Omri', kalau maksudnja Israil. 'Omri berhasil meluaskan wilajahnja, dengan menaklukkan Moab lagi; sementara itu ia djuga berhasil memperoleh bantuan Tyrus, dengan mengawinkan Ahab, puteranja, dengan Izebel, puteri radja Tyrus. Keradjaannja jang makmur itu diberinja ibukota jang lajak, dengan mendirikan Sjomron, jang indah lagi megah, ditempat jang sungguh amat strategis. Mungkin untuk dapat bertahan terhadap Aram dari Damsjik, maka diperbaikinja hubungan dengan saudara-saudaranja diselatan, jakni Juda. Pemerintahan Ahab puteranja (874-853) pada umumnja djuga lantjar. Hubungan2 jang baik dengan Juda mendjadi persahabatan jang baik berkat perkawinan 'Ataljahu, puteri Ahab, dengan Joram, pangeran Juda. Tetapi Damsjik tetap mendatangkan kesulitan2. Bahkan Ben-Hadad II mengepung Sjomron. Ia dipukul mundur, tetapi dalam tahun berikutnja ia datang dengan pasukan jang lebih besar. Ia dikalahkan malahan ditangkap. Ahab memperlakukan dia sangat baik, bukan tanpa alasan. Diufuk utara mulai tampak bajang2 Asyria, jang hidup kembali dan merupakan antjaman. Nah Damsjik dapat dipakai sebagai negeri perisai, asal sadja tidak mendjadi terlalu lemah.
Sjalmaneser III, radja Asjur, merebut dalam tahun 875 Karkemisj di Syria utara dengan maksud terang2an untuk meluaskan wilajahnja. negeri2 Aram, termasuk djuga Israil dan Damsjik, merupakan persekutuan terhadap bahaja itu. Dalam tahun 953 terdjadilah pertempuran hebat di Karkar, jang berachir tanpa hasil jang definitif; tetapi bagi ahab sangat djelaslah bahaja itu. Ketika tekanan dari Asyrian berkurang sedjenak, timbulah kembali permusuhan lama antara Aram dan israil. Bersama2 dengan Josjafat, radja Juda, Ahab mengadakan peperangan jang berachir dengan kekalahan dan gugurnja Ahab. Dibawah pemerintahan Ahazjahu, penggantinja jang berpenjakitan (853-852) Moab memberontak, tetapi ditindas oleh Joram, putera lain dari Ahab (853-841), dengan bantuan Juda. Terdesak oleh Damsjik, Joram menggunakan revolusi istana, jang menempatkan Hazael diatas tachta Aram, untuk merebut kembali daerah2 jang lepas dari genggamannja. Dalam pada itu ia mendapat bantuan lagi dari Ahazjahu, radja Juda. Tetapi waktu mengepung Ramot di Gi'lead, Joram terluka dan tak lama kemudian dibunuh oelh Jehu panglimanja, di Jizre'el. Sementara itu Asyrian mendesak madju dan mengantjam lagi. Dalam tahun 841 Sjalmaneser III memasuki wilajah Hazael, tanpa merebut Damsjik. Hanja beberapa negeri tetangga sadja jang ditaklukannja.
Jehu (841-814), pendiri wangsa kelima di Israil, berubah politik dan mentjari persahabatan dengan Asyria lawan Aram. Persahabatan itu sebenarnja berarti tergantung, sehingga Jehu, jang dalam soal2 dalam negeri bertindak dengan kekedjaman ala Asyria, toh dengan setia membajar upeti kepada tuannja di Ninive. Politik itu memantjing balas dendam dari pihak Damsjik atas Jehu. Maka Aram merebut sebahagian dari Israil. Jehu tidak dapat mengharapkan bantuan dari Juda. Sebab didalam pemberontakannja Jehu tidak hanja menumpas wangsa Ahab, jang ada hubungan kekeluargaan dengan Juda, tetapi djuga membunuh radja Juda serta sebagain dari keluarganja. Joahaz (814-798), pengganti Jehu, ditekan Damsjik begitu rupa, sehingga Israil selama beberapa waktu kehilangan hampir seluruh kedaulatannja. Didalam pemerintahan Joasj (798-783), puteranja serta penggantinja, Israil bangun kembali, sehingga radja itu mengadakan peperangan dengan Ben-Hadad III dan merebut kembali daerah2 jang hilang. Didalam peperangan, jang dipantjing oleh Amasja, radja Juda, berhasillah Joasj menawan Amasja dan merebut kota Jerusalem. Dibawah pemerintahan Jerobe'am II (783-743) Israil mentjapai masa djajanja jang kedua dan terachir. Ini dimungkinkan pula oleh keadaan Asyiria, jang mengalami masa kemumduran dan terlalu sibuk ditimur, sehingga tidak dapat memikirkan Palestina. Dibawah pemerintahan Jerobe'am II itu Juda hampir seluruhnja bergantung daripada Israil, dan djaman Sulaiman se-akan2 kembali lagi.
Sesudah Jerobe'am mangkat, kemunduran datang dengan tjepatnja. Tenaga di- habis2kan dengan perebutan tachta, sampai dalam tempo satu tahun ada tiga radja jang naik tachta, jakni Zekarja, Sjalum dan Menahem. Menahem (743-738) dapat bertahan, dengan menggunakan kekedjaman jang tak kenal ampun terhadap lawan2nja didalam negeri, tetapi ia terpaksa mengakui kembali kekuasaan Asyria dalam diri Tiglat-peleser III (Pul) dan membajar upeti jang berat. Sesudah Menahem mangkat, timbul lagi kekatjauan, sehingga pemerintahan Pekahnja, putera Menahem (738-737) beralih ketangan Pekah (737-732). Sebagai anggota serikat negara2 anti-Asyiria dibawah pimpinan Damsjik ia memberontak lawan tuannja. Bersama dengan Rason dari Damsjik ia mengadakan peperangan dengan Juda, untuk mamaksa Juda masuk dalam koalisi itu. Ahaz, radja Juda, minta bantuan Asyiria, jang segera datang, sehingga pengepungan kota Jerusjalem diputuskan. Dalam tahun 732 Damsjik direbut oleh Tiglet-Pelezer III. Rason sendiri tewas. Penduduknja diangkut, dan Aram mendjadi propinsi Asyria. Israilpun kalah dan didjadikan keradjaan kerdil dengan kedaulatan jang hanja semu sadja. Pekah dibunuh dan digantikan oleh pembunuhnja, jakni Hosjea' (732-724) dibawah lindungan Asyria. Tetapi golongan anti-Asyria, jang mengandalkan bantuan Mesir, berhasil menjeret radja itu kedalam pemberontakan jang tiada harapannja sama sekali. Hosjea' ditawan Sjalmaneser V dan turun dari tachtanja. Namun demikian, peperangan dilandjutkan djuga di Sjomron, jang baru direbut oleh Sargon II sesudah dikepung tiga tahun lamanja (724-721). Menurut tjara jang lazim di Asyria, maka sebagian besar dari penduduk diangkut dan lambat-laun diganti dengan bangsa2 lain jang djuga dedeportir. Dengan itu berachirlah setjara definitif sedjarah keradjaan diutara.
Sedjadjar dengan sedjarah Israil pula djalannja sedjarah Juda, jang tak dapat tidak menudju kekeruntuhan. Radja jang pertama, jakni Rehabe'am (931-913) gagal dalam usahanja, untuk memulihkan hak2nja di Israil dan segera harus menghadapi serbuan Mesir. Hanja dengan upeti jang sangat besar sekali ia dapat menjelamatkan ibukotanja dari penghantjuran. Abia penggantinja (913-911) mengadakan pertjobaan lagi dengan bantuan Aram, untuk merebut israil, tetapi kendati kemenangan jang diperolehnja, pertjobaan itu toh tidak berhasil. Pemerintahan Asa jang berlangsung lama (911-870) melandjutkan peperangan dengan bantuan Aram lawan Israil. Ia berhasil menangkis serangan baru dari Mesir, dengan mendatangkan rugi besar kepada pihak musuh, sehingga aman tenteramlah diselatan selama waktu jang pandjang. Pada achir pemerintahan hubungan dengan Israil bertambah baik dan mendjadi persahabatan dengan ketaklukan dibawah pengganti Asa, jakni Josjafat (870-848). Josjafat ikut serta dalam peperangan Israil lawan Aram dan Moab. Atas usahanja sendiri iapun melakukan peperangan lawan suku2 Arab dan orang2 Felesjet. usahanja untuk melantjarkan kembali perdagangan didjaman Sulaiman, dengan membangun armada di Laut Merah menemui kegagalan, a.l. djuga karena kurangnja tenaga2 ahli. Joram (848-841), puteranja jang dilahirkan dari 'Ataljahu, puteri Izebel, melandjutkan persekutuan dengan Israil dan menjokong gabungan Aram lawan antjaman2 serangan Sjalmaneser III (859-824). Ia tidak berhasil mamatahkan pemberontakan Edom, sehingga negeri itu mendjadi merdeka untuk seterusnja. Orang2 Felesjet menjebabkan kesulitan2 besar, dengan serangan mereka setjara besar2an jang berhasil terhadap Jerusjalem. Joram digantikan oleh Ahazjahu (841), puteranja, jang ikut-serta dalam peperangan Ahab lawan Damsjik. Ber-sama2 dengan Joram dari Israil ia dibunuh oleh Jehu. Pemerintahan lalu dipegang ibu suri, 'Ataljahu (841-835). Tindakannja jang pertama ialah menumpas seluruh keluarga keradjaan. Hanja satu kanak2, jakni Joasj, diselamatkan dan diasuh dengan sembunji2 oleh para imam Jerusjalem. Ketika kanak2 itu berumur tudjuh tahun, maka diadakan permufakatan dibawah pimpinan imam-agung Jojada'. 'Ataljahu dibunuh dan Joasj dipermaklumkan djadi radja (835-796). Hanja sedikit sadja jang diketahui dari pemerintahannja jang berlangsung lama itu. Serangan Aram atas Israil, jang praktis menaklukan keradjaan itu, meluas pula sampai Juda, tetapi ditebus Joasj dengan upeti jang berat. Joasj dibunuh oleh beberapa pendjawatnja dan digantikan oleh Amas-ja (796-781), puteranja. Suatu serangan jang dilantjarkan terhadap Edom menghasilkan suatu perluasan daerah, tetapi peperangan jang dipantjingnja dengan Israil mendatangkan kekalahan besar, sehingga duduknja diatas tachta itu hanjalah berkat kemurahan radja Israil sadja. Pemerintahan 'Azarja, penggantinja, jang disebut dengan 'Uzia (781-740) adalah masa tjemerlang, kendati penjakit radja itu. Karena perhubungan persahabatan dengan Israil, maka ia berhasil merebut daerah dari Edom dengan suatu pelabuhan dipantai Laut Merah. Terhadap suku2 Arab ia kurang berhasil. Peperangan lawan Aram dan Israil, jang hendak memaksa juda masuk gabungan anti-Asyria, petjah didalam pemerintah Ahaz, penggati Azarja (736-716). Ahaz terpaksa mentjari bantuan dari Asyria, tetapi hal itu berarti ketaklukan kepadanja. Ahaz harus membajar upeti dan membiarkan daerah2 jang sudah direbut Tiglat-pelezer III tetap ditangan Asyria. Juda makin tak berdaja lagi, dengan djatuhnja Damsjik dalam tahun 732 dan Sjomron dalam tahun 721, Juda berhadapan sendirian dengan raksasa Asyria, dan tetap berdirinja adalah berkat kemurahan Asyria se-mata2, selama hal itu diperkenankan Sri Baginda.
Didalam keadaan itu Hizkia (716-687) naik tachta. Pada galibnja ketaklukkan kepda Asyria itu bukanlah dengan ichlas hati. Seperti bangsa2 taklukan lainja, demikianpun Hizkia mulai mengadakan pembaharuan nasional dan persiapan2 militer, untuk se-lekas2nja melemparkan beban Asyria dari atas pundaknja. Dengan sendirinja ia lalu mentjari hubungan dengan saingan berat Asyria, jaitu Mesir. Terhadap gabungan rahasia negeri2 tetangga Hizkia mengambil sikap netral jang murah hati. Ini mendjadi untungnja. Gabungan itu takluk, ketika kota Asjdod dihantjurkan. Karena hubungannja itu Hizkita ber-gegas2 menjatakan ketaklukkanja kepada Sargon dengan membajar upeti jang luar-biasa. Karena perebutan tachta di Ninive, jang membuat Sanherib mendapat kekuasaan, maka bangsa2 terdjadjah memberanikan diri dan memulai gerakannja kembali. Merodak-baladan, pemberontak Babel, berusaha mendirikan keradjaan tersendiri dan mencari bantuan dari Hizkia pula. Tetapi setelah Babel djatuh, ia terpaksa melarikan diri lagi. Kemudian Sanherib memasuki Palestina; dengan perang kilat, jang sebetulnja ditudjukan terhadap Mesir, ia mematahkan segala perlawanan dengan amat tjepatnja. Hanja 'Ekron dan Jerusalemlah jang bertahan terhadap pengepungan. Hizkia berusaha menjelamatkan diri dengan membajar upeti; tetapi pengepungan diteruskan djuga. Mesir tengah bergerak madju dengan balatentaranja, ketika perkemahan Asyria didepan Jerusjalem ditimpa malapetaka; makanja Asyria terpaksa menghentikan pengepungan itu. Selandjutnya Sanherip sangat sibuk ditimur, chususnja degan Babel, sehingga ia tak dapat menaruh perhatiannja lagi kepada Palestina, walaupun Juda tetap mendjadi negeri taklukan dari Asyria. Demikianlah keadaan Juda, ketika Manasje (687-642) naik tachta. Rupa2nja ia tersangkut pula dalam pemberontakan Babel jang kesekian kalinja terhadap Asyrian, dengan memberikan bantuan kepada Babel. Maka ia diangkut ke Asyria sebagai tawanan; tetapi beberapa waktu kemudian ia dikembalikan lagi ke tachtanja. Amon, putera Menasje, hanja memerintah selama dua th. (642-640); ia mati terbunuh. Ia digantikan oleh puteranja jang belum dewasa, Josjijahu (640-609). Asyria menghadapi pindahan besar2an bangsa Skit, jang membandjiri keradjaan, malahan melintasi Palestina; dalam pada itu orang Media membangun keradjaan jang besar. Dengan mangkatnja Asjuribanipal (621) runtuhlah keradjaan Asyria samasekali. Ninive direbut dalam tahun 621 oleh Babel, jang sudah berdiri kembali, bersama2 dengan orang Media. Fare'o Nekao dari Mesir hendak menjelamatkannja Asyria, dan melintasi Palestina dengan pasukan besar, untuk menolong Asyria. Josjijahu jang tidak suka melihat, Asyria ditegakkan kembali, mentjoba tjegah Fare'o, tetapi dialahkan dan gugur. Nekao mengangkat pilihannja sendiri djadi radja, jakni Jojakim (609-598), untuk menggantikan Joahaz, putera mahkota jang ditjabut haknja. Dalam tahun 605 sisa terachir dari kekuasaan Asyiria dan balabantuan Mesir ditumpas Babel. Karena kesulitan2 dalam negeri maka Nebukadnezar I tidak segera dapat memaksakan kehendaknja. Baru dalam tahun 601 ia muntjul; maka segala bangsa ketjil, termasuk pula Juda, segera menjatakan diri takluk kepadanja. Agaknja Jojakim ditawan sedjenak, dan harta-benda baitullah dirampas. Seterusnja Jojakim setjara stjara lahiriah berlaku sebagai taklukan yang patuh, tetapi dengan sembunji2 ia mengadakan hubungan dengan Mesir; tetapi ia ditentang oleh golongan anti Mesir jang kuat, jang dipelopori nabi Jeremia. Dalam tahun 599 ia memberontak setjara terang2ana. Nebukadnezar, jang masih sibuk, di tempat lain hanya mengirimkan pelbagai gerombolan penjarah ke Juda. Beberapa bulan kemudian ia datang sendiri. Ketika ia mendekati Jerusalem, Jojakim mangkat dan digantikan oleh Joakin (598). Jojakin menjerahkan diri dengan sukarela kepada Nebukadnezar dan diangkut ke Babel ber-sama2 dengan sebagian dari rakjat. Nebukadnezar mengangkat pama Jojakin djadi radja dan mengubah namanya mendjadi Sedekia (598-587). Radja Juda jang terachir ini adalah orang jang lemah, dan tidak berdaja menghadapi keadaan jang amat sulit. Ia mendjadi main2an golongan pro-Mesir. Mesir sendiri sementara tidak sanggup memberikan bantuan kepada pemberontakan manapun. Sedekia ketahuan mengadakan hubungan rahasia dengan negeri2 ketjil lainnja jang hendak memberontak. Maka untuk mentjutji tangannja, ia sendiri datang menghadap Nebukadnezar, tetapi ini hanja siasat sadja, jang hampir2 tidak merubah politik rahasianja. Ketika dalam tahun 588 Fare'o jang baru mulai bertindak tegas terhadap Asyria, tjukup besarlah kemungkinan bagi permufakatan di Jerusjalem untuk memulai aksi pembalasannja. Ia mengepung Tyrus, tempat kedudukan Mesir, dan djuga Jerusjalem. Setahun lamanja kota itu dipertahankan dengan mati2an. Lalu datanglah pasukan pembebas Mesir, sehingga Nebukadnezar menghentikan pengepungan Jerusjalem, untuk dapat menghadapi bahaja itu dengan hasil jang baik. Sebulan kemudian ia sudah kembali lagi. enam bulan lamanja koa Jerusjalem dipertahankan dengan gigihnja, kendati patjeklik jang hebat. Dalam bulan Agustus 587 tembok kota Jerusjalem didobrak dan pasukan Babel memasuki kota itu; Sedekia mentjoba larikan diri, tetapi ia djatuh kedalam tangan musuh. Putera2nja dibunuh didepan matanja, dan ia sendiri ditjukil matanja, lalu diangkut ke Babel. Kota di-djarah2 dan sebagian besar penduduk diasingkan. Sisanja diperintah seorang gubernur dalam diri Godaljahu, jang beberapa bulan kmeudian dibunuh oleh sekelompok orang fanatik atar asutan radja 'Amon. Karena takut akan tindakan pembalasan, maka banjaklah jang lari ke Mesir, dan mereka membawa sertanja nabi Jeremia. Kemudian diadakan deportasi2 lagi ke Babel. Keradjaan Juda runtuh. Tetapi dengan diampuninja bekas-radja Jojakin di Babel mulai tampaklah fadjar pemulihannja.
Dalam ichtisar sedjarah ini digunakan suatu chronologi, jang tidak berdasarkan kitab radja2. Kelihatannja sadja karya ini memberikan segala bahan jang diperlukan, karena sangat saksama dalam menjebutkan masa pemerintahan radja masing2. Tetapi sesungguhnja keterangan2 itu malahan menghadapkan para ahli dengan suatu teka-teki jang tak terdjawab. Sebab keterangan2 itu tidak bersesuaian satu sama lain dan tidak tjotjok pula dengan keterangan2 tertentu lainnja dari sedjarah. Orang mentjari pemetjahan persoalan ini dalam salah-salin para penjalin, dalam penggunaan beberapa tarich sekaligus, dalam djatuh samanja sebagian dari pemerintahan dua radja ber-turut2. Tetapi kesmeuanjan itu tidak memberikan djawaban jang memuaskan karena chronologi, betapapun bagus nampaknja, selalu hanjalah perkiraan sadja.
Pengarang kitab Radja2 tidak mengindahkan sedjarah politik, melainkan lebih mengutamakan sedjarah keigaman, jang toh tak terpisahkan djuga dari sedjarah keradjaan2 itu. Didjaman jang dibitjarakan didalamnja, sedjarah keigaman itu seluruhnja ditandai dengan pergulatan mati2an antara agama murni Jahwe dan syncretisme kafir. Sudah lama pergulatan itu berketjamuk, tetapi didalam djaman itu mentjapai fase terachir.
Untuk ibadah Jahwe, Allah Israil, oleh Sulaiman telah diadakan pusat nasionalnja jang besar dalam baitullah Jerusjalem. Dipusat tersebut ada ketjondongan jang kuat, untuk memusatkan se-gala2nja dalam baitullah, sebagai tempat ibadah satu2nja jang sah. Tetapi sebelum idam2an itu tertjapai, harus ditempuh dahulu masa jang lama lagi pahit. Disamping pusat itu ada dan tetap ada djuga banjak tempat sutji setempat, jang disebut 'bukit2 angkar', jang sering bersandarkan tradisi sampai kedjaman para bapa bangsa. Pengarang kitab Radja2 beranggapan, bahwa Bait Allah Sulaiman merupakan achir dari perkembangan itu, dan tak laind an tak bukan ia hanja mengutuk tempat2 sutji itu. Tetapi ini adalah pendapat jang diprojektir kebelakang, dan jang selama seluruh djaman, jang dibitjarakan dedalam kitab itu, se-kali-2 bukanlah pendapat jang ortodoks. Kuil2 setempat itu dibenarkan dan Jerusjalem hanjalah merupakan jang utama. Radja2 merangkap pula djadi pemimpin ibadah Jahwe, tetapi karena mereka, sering dengan alasan2 politik serta pribadi, sangat tjondong kepada syncretisme keigamaan, maka sukarlah mereka dipandang sebagai pendukung aseli dari agama. Djuga para rohaniwan tidak dapat dipandang demikian, karena mereka umumnja hanja mendjadi pendjilat radja sadja. Pendukung dari agama jang murni haruslah ditjari dikalangan para nabi. Didalam kitab Radja2 tampil sedjumlah nabi, jang tidak djarang bersengketa dengan istana, dan djuga ada nabi2, jang lebih mendjilat radja daripada tampil sebagai djurubitjara Jahwe. Tojoh2 jang utama ialah elija, Elisja' dan Jesaja. Dapat ditambahkan pula nabi2 jang tidak disebutkan namanja, jakni Jeremia, Amos, Hosjea dan Micha. Tokoh2 besar ini muntjul pada saat2 jang gawat, dan mereka sangat berpengaruh, pul dibidang politik. Nabi2 ini tampil dikeradjaan utara maupun diselatan, untuk memurnikan dan membela agama Jahwe. Usaha mereka dirintangi dengan tidak kurang hebatnja dikalangan Jahweisme itu sendiri, oleh tindakan Jero'beam. Dengan alasan2 politik, jakni guna mengimbangi gaja-pusaran baitullah Sulaiman, didirikan tempat2 sutji nasional bagi Israil, jaitu di Betel dan Dan. Maksudnja bukanlah pemudjaan berhala. Kedua patung lembu djantan itu dipandang sebagai sematjam singgasana bagi Jahwe, jang roh adanja dan tidak kelihatan. Tetapi ada bahajanja, bahwa orang lalu memandang patung2 itu sebagai patung Jahwe dan oleh karenanja mendjadjarkan Jahwe dengan Ba'al jang djiga digambarkan dalam bentuk lembu djantan. Demikian terbukalah djalan bagi syncretisme, jang selalu mengantjam itu.
Ba'al setempat dengan Asjera, pasangannja, adalah dewa-dewi kesuburan Kena'an, dan sudah sedjak dahulukala ada ketjondongan untuk memuja dewa-dewi itu disamping Jahwe di-kuil2nja jang kuno, di-bukit2 angkar. Didjaman radja2 ditambah pula dengan pengaruh dari luarnegeri. Sebab sesuai dengan tabiat djaman itu, disamping dewanja sendiri orang djuga memudja dewa2 bangsa2 lain, jang mendjadi sahabatnja atau jang mendjadi tuannja. Dan didjaman radja2 hubungan itu banjak diadakan. Bahaja bagi semua adalah sebab musababnja para nabi menentang keras segala hubungan dengan luar negeri. Hal itu sudah dimulai didjaman Sulaiman, jang karena pengaruh isteri2nja jang banjak djumlahnja dari luarnegeri, memudja dewa2 mereka dan membangun kuil2 chusus bagi dewa2 itu di Jerusjalem. Selama pemerintahan Ahab dikeradjaan utara kekafiran bersimaharadjalela hampir2 dengan penuhnja. Karena pengaruh Izebel, isterinja dari Tyrus, maka pemujaan Ba'al Tyrus, jakni Melkart, dengan Asjtoret, pasangannja, kira2 mendjadi agama keradjaan jang resmi; bahka begitu rupa, sehingga para penganut Jahwe di-kedjar2 dengan hebatnja, sedang para nabi serta imam Ba'al mempunjai pengaruh mutlak diistana. Lawan terbesar dari Ahab ialah nabi Elija. Didalam pemerintahan pengganti2 Ahab, terutama didalam pemerintahan Joram, pengaruh kafir sangat berkurang berkat kegiatan Elija dan Elisja', muridnja. Malahan Elisja' agak baik hubungannja dengan istana. Jahweisme dapat menarik napas pandjang lagi. Dengan muntjulnja Jehu timbullah reaksi jang hebat dan berbaliklah nasibnja. Kekafiran di-kedjar2. Dalam hal itu Jehu lebih didorong oleh alasan2 politik daripada oleh sifat keigamaannja sendiri. Para pendahulunja telah melindungi kekafiran, dan lagi ia sendiri berhasil merebut kekuasaan antara lain djuga berkat dukungan para penganut Jahwe.
Tetapi sementara itu syncretisme bersimaharadjalela di Juda. Hubungan antara Juda dan Israil achir2 itu baik adanja, dan 'Ataljahu, puteri Izebel, mempunjai tabiat ibunja dan membawa tjara hidup istana Ahab ke Jerusjalem. Joram sangat dipengaruhi isterinja jang kafir itu. Ba'al berdjaja di Jerusjalem dan para penganut Jahwe menghadapi masa jang buruk, lebih2 ketika 'Ataljahu mendjadi Ratu jang berkuasa mutlak. Dengan sendirinja Joasj, jang diasuh para imam Jahwe, merupakan reaksi jang hebat terhadapnja. Maka gantilah Ba'al setempat serta asing menghadapi masa buruk, meskipun tidak lenjap samasekali dari hati rakjat. Baitullah dipulihkan se-dapat2nja, setelah kemerosotannja didjaman 'Ataljahu.
Didjaman pengganti2 Jehu status quo antara Ba'al dan Jahwe dipelihara di Israil, namun dengan kemunduran lambat-laun bagi Jahwe. Makin lama makin meresaplah syncretisme didalam ibadah Jahwe di Betel dan Dan. Belum lagi disebutkan tempat sutji Jahwe, jang ada disamping kuil2 Baal dan Asjera.
Ketika Juda mendjadi taklukan Asyira, maka sebagai keharusan psikologis dewa2 Asyriapun mesti dipudja oleh bangsa taklukkan itu serta radjanja. Lebih2 radja Ahaz sangat bersemangat syncretistis, sehingga dewa2 asing, chusunja dari Asyria, dimasukkan kedalam bait Jahwe. Kebangunan nasional didalam pemerintahan Hiskia pada hakekatnja berarti pula pembaharuan keigamaan. Dalam pembaharuan itu nabi Jesaja dan nabi Micha memainkan peranan jang penting. Djatuhnja Sjomron meninggalkan kesan jang dalam, karena hal itu sungguh merupakan bukti jang djelas bagi dalil para panganut Jahwe. Hizkia mengadakan pembersihan sekalian dewa, jang mendapat tempatnja di Juda dan Jerusjalem. Bahkan ia menghapus kuil2 Jahwe setempat, sehingga pemusatan ibadah Jahwe di Jerusjalem mendjadi suatu kenjataan. Tetapi agama, jang dipulihkan lebih bersandarkan alasan nasional daripada alasan keigamaan itu, salah-berkembang mendjadi formalisme lahiriah dan mundur dalam tempo jang singkat. Malapetakan datang didalam pemerintahan Menasje, seornag syncretis jang tak kenal malu, malahan seorang kafir tulen. Segala sesuatu jang asing dimasukkan ke Jerusjalem, dengan praktik2nja jang kadang2 mesum dan berdarah, bahkan diberi tempat didalam bait Jahwe; hal ini tentu sadja merugikan bagi ibadah Jahwe. Dimanapun djua muntjul patung2 Ba'al dan Asjtarte, dan dewa2 perbintangan Asyriapun dipudja2. Kekafiran Menasje begitu hebatnja, sehingga ia melantjarkan penghambatan terhadap para penganut Jahwe jang radjin. Tetapi Amon, puteranja, mengikuti langkah bapaknja sebelum bertobat. Reaksi terhadapnja timbul didalam pemerintahan Josjijahu, sehingga nama radja ini tidak terpisahkan dari pembaharuan keigamaan jang mendalam. Dimulainya pembersihan baitullah kota dan negeri dari segala anasir jang asing dan menentang Jahwe. Kegiatan ini menimba kekuatan baru dari kitab, jang diketemukan kembali dalam pekerdjaan2 perbaikan baitullah, dan jang hilang serta terlupakan selama pemerintahan Menasje. Kitab tersebut memuat per-undang2an mengenai baitullah Jerusjalem dan dengan sendirinja merupakan pembelaan bagi baitullah sebagai satu2nja bait Jahwe jang sjah. Isi kitab tersebut lebih kurang sama dengan bagian per-undang2an Kitab Ulangtutur. Pembaharuan dilaksanakan menurut asas2 dan dalil2 kitab tadi, tidak hanja diwilajahnja sendiri tetapi djuga di bekas keradjaan Israil. Dimasa itupun timbul pula nabi Jeremia. Walaupun namanja samasekali tidak disebutkan didalam kitab Radja2 namun agaknja ia merupakan salah satu tokoh besar dibelakang lajar. Tetapi ia melihat lebih djauh; dalam mengadakan pembaharuan itu, seisi istana didorong oleh alasan2 politik maupun keigamaan. Jeremia lebih tahu, bahwa pembaharuan itu bertjorak formalitas dan bahwa ibadah Jahwe dipandang dan djuga dilakukan setjara magis. Kegembiraan keigamaan jang tjetek itu mendapa tudjian jang hebat, ketika radja jang saleh itu, diluar dugaan samasekali dialahkanoleh Mesir dan gugur. Segera setelah kematiannja, timbul lagi syncretisme. Hal itu tidak mengherankan, mengingat pembaharuan jang setengah dipaksakan pemerintah itu. Alasan2 politik, chususnja hubungan dengan Mesir, memainkan peranannja djuga dalam hal ini. Pemudjaan hewan di Mesir dimasukkan ke Jerusjalem. Didalam pemerintahan Jojakim agama Jahwe jang aseli dihambat lagi, karena hakikatnja agama itu selalu anti- Mesir. Adapun Jeremia tidak begitu terpandang di Jerusjalem. Ini berlangsung hingga achir. Sedekia sendiri boleh djadi baik hatinja, tetapi ia terlalu lemah wataknja untuk bertindak tegas. Demikianlah kehantjuran Jerusjalem mendapati Jeremia, pembela Jahweisme jang besar itu, didalam pendjara, dan sedjumlah dewa2 asing didalam baitullah disamping Jahwe. Kitanja api pembuangan perlulah untuk membakar habis syncretisme jang sudah berakar dalam itu, sampai Israil dalam praktikpun sungguh mengakui Allah jang benar sebagai satu2nja Allah. Hingga waktu itu praktisnja hanja suatu kelompok orang pilihan sadjalah jang mengakuiNja.
Kebanjakan keterangan tentang sedjarah-politik-keigamaan jang dilukiskan diatas itu didapat dari kitab Radja2. Tetapi kesemuanja itu tertjantum didalamnja dalam bentuk jang agak aneh dan tak begitu setimbang. Pengarang memberikan laporan jang pandjang-lebar tentang kenaikan tachta Sulaiman serta pemerintahannja (I Rdj.1-2.3-11). Kemudian disadjikannja setjara sedjadjar sedjarah kedua keradjaan jang berdiri sendiri itu (I Rdj. 11-II Rdj. 17). Tjara kerdjanja begini: mulai dengan Jerobe'am diutarakannja pemerintahan seorang radja dari keradjaan jang satu itu selengkapnja; dan kemudian diutarakannja pemerintahan satu dua radja dari keradjaan jang lain, jang berkuasa selama djangka waktu jang sama. Setelah mengutarakan pemerintahan dari jang terachir ini seluruhnja, ia kembali lagi kekeradjaan jang satu itu, untuk mengutarakan pemerintahan radja2 jang semasa. Keterangan2 tentang radja2 tadi disusun didalam rangka tertentu, kadang2 agak dipaksakan. Rangka ini tidak selalu persis sama, tetapi perbedaanja toh hanja ketjil. Di dalam rumus pendahuluan jang tetap disebutkan tahun naik tachta, dihitung menurut masa pemerintahan radja dari keradjaan jang paralel, dan dihitung menurut masa pemerintahan radja dari keradjaan jang paralel, dan lagi umur waktu naik tachta (hanja dari radja2 Juda), lamanja memerintah, nama dan asal-usul ibunja (hanja dari Juda); achirnja suaut penilaian kesusilaan radja jang bersangkutan, hal mana senantiasa buruk djatuhnja bagi radja2 Israil. Kemudian berikutlah keterangan2 chusus, djika ada. Dan disudahi dengan rumus penutup jang lebih landjut dan lebih terperintji, dan menjebutkan kematian serta pemakaman radja jang bersangkutan dan penggantinja jang sjah. Tetapi adakalanja pula si pengarang memuat bahan2 jang melampui batas2 rangkanja dan mengenai beberapa radja (IRdj 17 - II Rdj 2-13). Sesudah sedjarah kedua keradjaan itu, lalu dilandjutkan dengan kisah Juda setelah djatuhnja Sjomron (18-25,21), tetapi si pengarang tidak lagi mengikuti rangka jang dipilihnja. Achirnja disadjikannja dua tambahan tentang masa setelah djatuhnja Jerusjalem. (II Rdj 25,22-26.27-29).
Si pengarang menimba bahan2nja dari pelbagai sumber, jang sebagian berasal dari Juda dan sebagian lagi dari Israil. Bolej djadi sumber2 dari Israil sesudah djatuhnja Sjomron, dibawa para penganut Jahwe jang setiawan ke Jerusjalem. Ia sendiri menundjuk dengan djelas akan tiga karya, jakni "Riwajat hidup Sulaiman", "Kitab Tawarich Radja2 Israil", dan "kitab Tawarich Radja2 Juda. Tawarich ini kiranja bukan buku peristiwa @ penting keradjaan atau arsip keradjaan, melainkan hendaknja lebih dipandang sebagai karya perseorangan tak-resmi, jang dapat dibatja umum. Disamping buku2 tadi bagi si pengarang masih tersedia banjak sumber lainnja. Kedua pasal permulaan tentang kenaikan tachta Sulaiman (I Rdj 1- 2) diambil dari naskah jang djuga mendjadi sumber bagi II Sjem 9-20. Kisah jan gagak pandjang tentang Elia (IRdj. 17-19. 21; II Rdj. 1,2-17 Elisja. (II Rdj. 2,1-25; 3,4-8, 23: 13,12-14,13) diambil dari kumpulan kisah, jang berasal dari kalangan "tjanterik nabi". Tjoraknja sangat populer dan menjatupadukan pelbagai pandangan serta tafsiran, tentang tokoh2 raksasa itu, jang sebagaimana lazimnja dengan oknum2 sebesar itu, memberikan banjak bahan untuk chajalan keigamaan dan mengambil-alih tjeritera2 lainnja. Kisah2 peperangan dengan Aram (I Rdj. 20.22) diambil dari sumber lain lagi. Suatu kisah nabi terdapat djuga dalam I Rdj. 13, 1-34; 14, 1-18, sedang II Rdj. 18, 4-20, 19 diambil dari serangkaian kisah tentang nabi Jesaja, jang djiga dimuat dalam kitabnja sendiri. Mengenai uraian tentang bangunan serta susunan baitullah, perbaikannja dan hartabenda jang disimpan didalamnja, - hal2 mana mendapat perhatian chusus si pengarang, - kiranja diambil dari arsip baitullah. Kadang2 laporan singkat tentang karya bangunan radja2 dan tjatatan singkat tentang kegiatan militer mengingatkan kita akan inskripsi, seperti jang biasanja merupakan penginggalan radja2. Sungguhpun sering sulit menentukan sumber2 itu setjara terperintji, namun djelaslah kiranja, bahwa dalam kitab Radja2 itu digunakan sedjumlah sumber. Dan sumber2 itu amat berlainan asalnja, hal mana lebih2 pentingnja dalam menentukan nilainja sebagai sumber sedjarah jang objektif. Tetapi pada umumnja kitab Radja2 dalam hal ini sangat boleh dipertjaja; dan pada bangsa2 lain didjaman itu tiada terdapat karya historis satupun jang senilai dengannja.
Pengarang Kitab Radja2 memilih bahannja dan menjusunnja dengan maksud tertentu. Maksud ini tampak dengan djelasnja dalam pertimbangan2 pribadi jang singkat atau pandjang, jang terdjalin dalam kisahnja. Teranglah bahwa maksudnja per-tama2 bukannja untuk mendjadikan sedjarah profan. Peristiwa2 politik jang penting sering hanja disebutkan setjara singkat sadja, malahan adakalanja tidak disinggung samasekali; dan radja2pun se-kali2 tidak dipertimbangkan menurut ketjakapan politiknja. Tetapi segala sesuatu jang penting dalam bidang keigamaan dilukiskan dan dilaporkan dengan pandjang lebar. jang disadjikan si pengarang bukanlah per-tama2 sedjarah, melainkan lebih2 theologi mengenai sedjarah. Allah adalah Tuhan dari Sedjarah, jang akhirnja mengatur se-gala2nja menurut kehendakNja. Faktor2 insani, jang djuga memainkan peranannja, sedikit banjak dilalaikan. Lebih2 ini ternjata dari muntjulnja pelbagai nabi dilapangan politik. Atas firman Jahwe mereka menundjuk radja2 atau menubuatkan djatuh dan binasanja, bahkan diluar Israil. Allah memilih radja2Nja, untuk melaksanakan rentjana2Nya; dan itulah tugas mereka. Djika mereka tidak melakukan tugas itu, maka mereka ditolak dan digantikan oleh orang lain. Adapun tjorak tetap wangsa Dawud adalah berkat djandji Jahwe kepada Dawud, jang berulang-ulang disebutkan. Djandji itu mempengaruhi seluruh sedjarah wangsa Dawud dan oleh karenanja djuga sedjarah keradjaannja. Tetapi djandji kepada Dawud itu sesungguhnja tak lain dan tak bukan ialah perintjian lebih landjut dari djandji kepada seluruh bangsa itu, jaitu perdjandjian. Pada hemat pengarang, setelah pemisahannja, kedua bagian dari keradjaan semula itu sama besar kemungkinannja, tetapi ke-dua2nja me- njia2kan kemungkinan itu. Jahwe selalu setia akan djandjiNya, tetapi umat tidak memenuhi sjarat, sehingga tak dapat tidak binasa djadinja. Si pengarang, jang sependapat dengan kitab Ulangtutur, memandang bail Sulaiman sebagai lambang perdjandjian itu. Maka itu radja2 Israil, jang tidak menerima lambang tadi, tetapi memelihara dua saingan (jakni Betel dan Dan) ditjelanja setjara kolektif. Radja2 Juda meski saleh sekalipun, ditjela djuga karena mereka diluar baitullah masih membiarkan adanja tempat2 sutji Jahwe lainnja. Gagasan2 dan pendapat2 itu semuanja hanjalah segi2 dari satu gagasan besar jang menguasai se-gala2nja, jakni gagasan akan perdjandjian dan pilihan tertjantum didalamnja. Perdjandjian itu mempunjai tuntunan2nja kepada umat Allah serta radja2, jang mewakili umat. Kesetiaan kepada perdjadjian digandjar dengan kemakmuran serta kesedjahteraan, sedang ketidak -setiaan dan penjelewengan. Melihat kesudahannja, memang tidak dapat tidak kedua keradjaan itu djatuh binasa. Dalil ini menerangkan seluruh sedjarah jang tjelaka dari umat Allah itu.
Mengingat dalil itu, djelas pulalah, bahwa kitab Radja2 dalam bentuknja jang sekarang ini ditulis paling tidak sesudah tersiarnja kitab Ulangtutur (th.621). Ada beberapa ahli jang berpendapat, bahwa kitab ini diterbitkan beberapa kali. Pertama kalinja sesudah pembaharuan Josjijahu dan sebelum kematiannja (609). Kabar tentang kematiannja serta kedjadian2 sesudahnja ditambahkan pada penerbitan kedua. Tetapi kiranja itu bukan pendapat jang dapat diterima. Seluruh ketjenderungan kitab ini djustru terarah kepada djatuhnja Jerusjalem, sehingga karya itu tentunja disusun sesudahnja, dari bahan2 jang biasanja lebih kuno. Kabar terachir tentang pengampunan Jojakin di Babel menjarankan kepada kita untuk menentukan tanggal seluruh kitab itu sampai sesuadah tahun 562. Teranglah kitab itu sudah selesai, sebelum ada ketentuan tentang pengembalian dari Bebel (536). Bahwasanja kemungkinan masih ada beberapa imbuhan ketjil jang ditambahkan padanja (I Rdj. 8, 44-51; II Rdj. 13,4-6; 17, 7-33), adalah djelas pula, karena teks2 itu ditulis sesudah masa pembuangan. Lagipula perbedaan antara terdjemahan Junani kuno dan naskah Hibrani sekarang menundjukkan, bahwa kitab itu lama se-akan2 masih terbuka dan belum merupakan suatu keseluruhan jang genap.
Dahulu lazimnja dianggap, bahwa pengarang kitab itu nabi Jeremia, tetapi dewasa ini anggapan itu umumnja ditolak. Namun demikian, diterima djuga, bahwa si pengarang berasal dari lingkungan nabi Jeremia, mengingat adanja kesamaan gagasan. Pengarang, jang amat besar perhatiannja kepada ibadah dan baitullah, sudah barang tentu termasuk golongan para imam; dan karena kesukaannja akan Jerusjalem, maka kediamannja harus ditjari didalam kota itu atau paling tidak di Juda.
Djelaslah kiranja, bahwa kitab ini masih mempunjai arti keigamaannja pula bagi umat Serani, sebab Allah masih senantiasa mendjadi Tuhan dari sedjarah, dan umat Allah dalam Perdjandjian Barupun masih diingatkan pula untuk tetap setia kepada Perdjanjian ini. Meskipun itu sudah mendjadi perdjandjian abadi dan tak terputuskan, namun perdjandjian itu mempunjai tuntunan2nja kepada manusia, untuk tetap menganggapi kepulihannja. Itulah peladjaran besar, jang tetap bergema dari sedjarah Israil.
BIS: 1 Raja-raja (Pendahuluan Kitab) I RAJA-RAJA
PENGANTAR
Buku I Raja-raja merupakan lanjutan dari buku Samuel tentang sejarah
pemerintahan raja-raja Israel. Sejarah yang dimuat dalam
I RAJA-RAJA
PENGANTAR
Buku I Raja-raja merupakan lanjutan dari buku Samuel tentang sejarah pemerintahan raja-raja Israel. Sejarah yang dimuat dalam buku ini dapat dibagi dalam tiga bagian:
- (1) Wafatnya Raja Daud dan pengangkatan Salomo menjadi raja atas Israel dan Yehuda menggantikan Daud.
- (2) Pemerintahan Salomo dan hasil-hasil usahanya, khususnya dalam membangun Rumah TUHAN di Yerusalem.
- (3) Bangsa Israel terpecah menjadi kerajaan utara dan kerajaan selatan, dan sejarah raja-raja yang memerintah kedua kerajaan tersebut sampai pertengahan abad kesembilan Sebelum Masehi.
Di dalam kedua buku Raja-raja, setiap raja dinilai berdasarkan kesetiaannya kepada Tuhan; dan keberhasilan bangsa adalah akibat dari kesetiaan tersebut. Sebaliknya, penyembahan berhala dan ketidaktaatan mengakibatkan bencana. Berdasarkan penilaian tersebut raja-raja kerajaan utara semuanya gagal, sedangkan raja Yehuda ada yang gagal, ada pula yang tidak.
Yang penting dalam I Raja-raja ialah nabi-nabi Tuhan. Mereka adalah juru bicara Allah yang berani-berani. Mereka memperingatkan raja dan bangsa Israel supaya tidak menyembah berhala dan tidak meremehkan perintah-perintah Allah. Yang menonjol ialah Elia, dan kisah tentang pertarungannya dengan imam-imam Baal (pasal 18 1Raj 18:1-15).
Isi
- Akhir pemerintahan Daud
1Raj 1:1-2:12 - Salomo menjadi raja
1Raj 2:13-46 - Pemerintahan Salomo
1Raj 3:1-11:43 - a. Tahun-tahun permulaan
1Raj 3:1-4:34 - b. Pembangunan Rumah TUHAN
1Raj 5:1-8:66 - c. Tahun-tahun terakhir
1Raj 9:1-11:43 - Kerajaan yang terpecah
1Raj 12:1-22:53 - a. Pemberontakan suku-suku utara
1Raj 12:1-14:20 - b. Raja-raja Yehuda dan Israel
1Raj 14:21-16:34 - c. Nabi Elia
1Raj 17:1-19:21 - d. Ahab, raja Israel
1Raj 20:1-22:40 - e. Yosafat raja Yehuda dan Ahazia raja Israel
1Raj 22:41-53
Ajaran: 1 Raja-raja (Pendahuluan Kitab)
Tujuan
Supaya dengan mengetahui isi Kitab I dan II Raja-raja, orang-orang Kristen dapat
mengerti bahwa kebahagiaan suatu bangsa atau umat Allah berg
Tujuan
Supaya dengan mengetahui isi Kitab I dan II Raja-raja, orang-orang Kristen dapat mengerti bahwa kebahagiaan suatu bangsa atau umat Allah bergantung pada kesetiaannya terhadap janji Allah.
Pendahuluan
Penulis : Penulis Kitab I dan II Raja-raja tidak jelas disebutkan dalam Kitab ini, tetapi banyak ahli mengatakan bahwa penulisnya adalah Yeremia (nabi).
Isi Kitab: Isi kedua Kitab ini sesuai dengan namanya, menceritakan tentang kehidupan raja-raja Israel.
I. Ajaran-ajaran utama dalam Kitab I dan II Raja-raja
Pasal 1-11 (1Raj 1:1-11:43).
Pemerintahan Raja Salomo
Dalam bagian ini dijelaskan, Salomo naik takhta dan memerintah. Ia menuruti pesan Daud, yaitu bertindak seperti seorang laki-laki dan tetap berhubungan dengan Tuhan. Salomo diberi hikmat oleh Tuhan karena sikapnya yang beribadah terhadap Tuhan dan menetapkan pemerintahannya yang bersifat damai dan sejahtera. Salomo juga membangun rumah Tuhan dan istana serta mentahbiskan rumah Tuhan sehingga ia diberkati secara luar biasa, yaitu kepandaian, kemasyhuran dan kekayaan yang bertambah-tambah. Tetapi Salomo terpengaruh oleh istri-istrinya dan ia menyembah berhala sehingga Tuhan marah kepadanya dan menghancurkan kerajaan itu, akhir pasal 11; 1Raj 11:41-43menyebutkan wafatnya Salomo.
Pendalaman
- Bacalah pasal 1Raj 1:32-40.
- Bacalah pasal 1Raj 2:1-4. Apakah nasehat-nasehat Raja Daud yang jug bermanfaat bagi saudara?
- Bacalah pasal 1Raj 3:3-9. Apakah yang sering saudara minta dalam doa?
- Bacalah pasal 1Raj 7:1,51. Tempat apa sajakah yang dibangun Salomo?
- Bacalah pasal 1Raj 11:1-13, 41-43. Apakah yang terjadi dengan Salomo pada akhir hidupnya Da mengapa demikian?
Pasal I Raja-raja 12 sampai II Raja-raja 17 (1Raj 12:1-2Raj 17:29).
Kerajaan yang terpecah Setelah Salomo meninggal, kerajaan Israel terpecah lagi, dan mulai diperintah oleh raja-raja yang memerintah secara jahat, oleh karena itu selalu mengalami kekacauan dan menerima hukuman dari Tuhan. Tetapi karena cinta kasih Tuhan maka manusia selalu diberi peringatan melalui nabi-nabi supaya bertobat.
Pendalaman
- Bacalah pasal 1Raj 12:1-11. Kelompok dibawah pimpinan siapakah yang datang menghada Rehabeam? Dan apakah permintaannya? Apakah usah Rehabeam untuk menjawab permintaan Jerobeam?
- Bacalah pasal 1Raj 12:12-20. Nasihat siapakah yang diikuti oleh raja Rehabeam? Dan apakah akibatnya? (kerajaan terpecah menjadi dua 2Raj 12:20).
- Bacalah 2Raj 2:1-14. Siapakah dua orang nabi besar yang melayani di Israel? Apakah nabi Elia mati?
- Bacalah pasal 2Raj 17:7-23. Ini adalah kehancuran kerajaan Israel. Mengapa terjadi hal itu?
- Bacalah pasal 2Raj 24:18-25:7. Ini adalah kehancuran kerajaan Yehuda. Mengapakah terjadi hal ini?
II. Kesimpulan/penerapan
Dalam keadaan jaman yang sesat, Allah selalu memberi jalan kepada umat- Nya untuk bertobat.
Apabila kejahatan terjadi secara luar biasa maka Allah juga memperlihatkan keadilan-Nya dengan hukuman yang luar biasa.
Allah selalu memberkati orang-orang atau bangsa yang takut akan Dia.
Pertanyaan-pertanyaan yang Dapat Digunakan untuk Tanya Jawab
- Sebutkan apakah yang diminta raja Salomo didalam doanya!
- Siapakah yang mendirikan bait Allah yang pertama?
- Siapakah nama nabi yang bertempur melawan nabi-nabi Baal?
- Pelajaran rohani apakah yang saudara dapatkan dar Kitab I dan II Raja-raja ini?
Intisari: 1 Raja-raja (Pendahuluan Kitab) Kerajaan Israel bersatu dan terpecah
ISI KITABI Raja-raja merupakan bagian pertama dari kisah yang pada mulanya merupakan satu kitab yang menceritaka
Kerajaan Israel bersatu dan terpecah
ISI KITAB
I Raja-raja merupakan bagian pertama dari kisah yang pada mulanya merupakan satu kitab yang menceritakan mengenai kehidupan bangsa Israel selama empat abad sesudah kematian Daud dan pembuangan bangsa Israel ke Babel. Kitab itu menceritakan bagaimana suatu negara yang kuat dan bersatu terpecah menjadi dua; bagaimana kerajaan utara yang lebih besar yang terus menerus berpaling dari Allah akhirnya dimusnahkan; bagaimana Yehuda juga gagal untuk memelihara perjanjian dengan Allah dan bagaimana negeri itu juga dilanda bencana, yang mencapai puncaknya pada penghancuran Yerusalem dan pembuangan besar-besaran ke Babel. I Raja-raja merangkum 120 tahun pertama dari kisah yang lengkap.
SIAPA PENULISNYA?
Kitab ini mungkin ditulis oleh seorang nabi atau sejumlah nabi yang menulis di Babel selama masa pembuangan, sekitar tahun 550 SM. Bahan tulisan diambil dari berbagai sumber, seperti catatan resmi pemerintah atau kumpulan kisah-kisah tentang para nabi yang kemudian disatukan sedemikian rupa untuk memberikan tekanan pada pokok-pokok yang ingin diungkapkan oleh si penulis.
TUJUAN PENULISAN
Dalam I dan II Raja-raja penulis tidak ingin mencoba untuk memberikan suatu kisah yang lengkap dari seluruh peristiwa yang terjadi pada masa itu. Ia menceritakan dengan panjang lebar mengenai peristiwa dan tokoh-tokoh yang dianggapnya penting seperti Salomo atau Elia, tetapi tokoh lainnya hanya diceritakan secara sepintas. Raja-raja hanya menulis mengenai pentingnya peristiwa yang terjadi dalam hubungannya dengan perkembangan kehidupan rohani manusia.
PANDANGAN PENULIS
Masalah yang ditunjukkan oleh penulis ialah betapa pentingnya bagi umat Allah untuk menjaga perjanjian mereka dengan-Nya. Manusia dan bangsa-bangsa keduanya dinilai sampai seberapa jauh mereka mencari dan mengikuti kehendak Allah. Jika mereka mengasihi Allah dan patuh pada perintah-perintah-Nya, maka Allah akan memberkati mereka; jika mereka berpaling dari-Nya, maka bencara akan menimpa mereka. Dalam banyak hal sikap seorang raja dianggap sebagai gambaran dari sikap bangsa itu secara keseluruhan; dalam satu segi seorang raja merupakan wakil dari rakyatnya.
METODE PENULISAN
Kisah mengenai kedua bangsa Israel dan Yehuda mudah diikuti jika kita tahu metode penulisan yang dipakai. Kita selalu diberi kisah baru mengenai setiap negeri secara berurutan. Sebagai contoh, gambaran peristiwa yang terjadi dalam kehidupan seorang raja Israel diikuti oleh kisah raja-raja Yehuda yang naik takhta selama pemerintahannya dan seterusnya.
Pesan
1. Allah adalah Tuhan yang berkuasa sepanjang sejaraho Rehabeam mencoba untuk tidak mengikutsertakan Allah, dan itu tidak mungkin terjadi. Sebenarnya penghakiman Allahlah yang menyebabkan ia kehilangan sepuluh suku dan bukan disebabkan oleh pemberontakan rakyatnya. Bahkan, sebelum Salomo mangkat Yerobeam telah diangkat oleh Allah untuk memerintah Israel. 1Ra 11:26-12:24
o Ahab telah menyaksikan suatu peragaan kekuasaan Allah pada waktu nabi-nabi Baal dikalahkan di Gunung Karmel. Walaupun demikian, dalam perang Siria, Ahab mencoba untuk menghindari kehendak Allah dengan jalan menyamar; tetapi ia mati seperti apa yang dikatakan Allah. 1Ra 18:1-46; 22:5-40
2. Hanya bekerja untuk Allahlah yang berarti
o Salomo kaya raya, bijaksana dan berkuasa, selama bertahun-tahun ia mengasihi dan melayani Allah, tetapi itu tidak berarti ia dapat berlaku sewenang-wenang. Pada waktu ia berdosa, Allah juga menghukumnya seperti kepada orang lain. 1Ra 3:1-11:43
o Omri adalah seorang raja yang sangat berhasil. Ia memberi Israel sebuah ibukota yang baru dan menempatkan Israel pada peta perdagangan, tetapi Kitab Raja-raja memberikan komentar bahwa ia juga berdosa terhadap Allah. 1Ra 16:15-28
3. Allah dapat dipercaya
o Tuhan memberikan sebuah kerajaan kepada Yerobeam, tetapi ia tidak percaya bahwa Allah dapat menghentikan pelarian bangsanya kembali ke Yehuda. Sebaliknya, ia melanggar perintah Allah dengan membangun sebuah patung emas. Ia mendapati bahwa Allah selalu memenuhi janji-janji-Nya, yaitu memberkati dan menghukum! 1Ra 12:25-14:20
o Apabila Tuhan memberikan suatu tugas, Dia juga akan menyediakan sarana untuk melaksanakannya. Tuhan mencukupi kebutuhan Elia sepanjang musim kering dan menunjukkan kepadanya bagaimana caranya untuk mengalahkan penyembahan kepada Baal. 1Ra 17:1-18:46
4. Allah tidak begitu saja membinasakan umat-Nya
o Tidak taat kepada Tuhan dan menerima hukuman-Nya tidak selalu berarti bahwa kita tidak lagi dapat melayani Dia. Bangsa Yehuda menyadari hal ini setelah kerajaan itu terpecah. Tuhan telah menghukum mereka, tetapi Dia masih tetap Allah mereka dan masih berbicara kepada mereka. 1Ra 12:1-24
o Tidak satu pun dari ketujuh raja Israel pertama yang melayani Tuhan, tetapi Allah masih belum berputus asa terhadap bangsa itu. Dia masih menginginkan penyembahan mereka, dan di atas Gunung Karmel kembali Allah menunjukkan kepada mereka suatu peragaan kuasa-Nya yang besar. 1Ra 18:1-46
Penerapan
I Raja-raja mengajar kita tentang:
1. Hamba TuhanElia menunjukkan kepada kita ciri-ciri seorang hamba Tuhan yang baik:
o Ia mendengarkan perkataan Allah (1Ra 17:1,2,8).
o Ia menantikan waktu Tuhan yang tepat (1Ra 18:1).
o Ia bertindak dengan berani (1Ra 18:7-40).
o Ia berbicara dengan jelas (1Ra 18:21).
o Ia mempunyai kepercayaan penuh terhadap Allah (1Ra 18:30-38).
o Ia sangat patuh kepada perintah Allah (1Ra 18:36).
o Ia gigih (1Ra 18:41-45).
2. Pelayanan Tuhan
o Tuhan tidak selalu memakai alat-alat bantu yang kita inginkan -- Ia memilih seorang janda untuk menolong Elia (1Ra 17:8-16).
o Membantu hamba Tuhan merupakan suatu pelayanan kepada-Nya dan Tuhan menganugerahi pelayanan (1Ra 17:17-24; 18:3-15).
o Tuhan memulihkan hamba-hamba-Nya pada waktu mereka terjatuh (1Ra 19:4-8).
o Satu tugas terselesaikan tidak berarti akan menghadapi hari depan yang sia-sia (1Ra 19:14-18).
3. Rumah Allah
o Dibangun berdasarkan janji Allah. (1Ra 8:15-21).
o Tempat untuk beribadah (1Ra 8:22-26).
o Tidak dapat membatasi Allah (1Ra 8:27).
o Tempat untuk berdoa (1Ra 8:28-40).
o Harus terbuka bagi semua orang dari berbagai negeri (1Ra 8:41-43).
Tema-tema Kunci
1. Kedaulatan Allah
Tema ini bergema dalam keseluruhan isi kitab yang menceritakan bagaimana Allah terlibat dalam sejarah umat manusia. Bacalah 1Ra 8:14-61; 19:9-18; 20:1-30. Apa yang diceritakan oleh pasal-pasal ini mengenai Allah dan kedaulatannya?
2. Kebenaran
Allah mengharapkan umat-Nya taat dan setia. Setelah negeri itu terpecah, I Raja-raja menggambarkan mengenai pemerintahan delapan raja Israel dan empat raja Yehuda. Buatlah daftar raja-raja ini. Berapa orang dari mereka yang melayani Tuhan? Berdasarkan atas apa penulis kitab Raja-raja membuat penilaian terhadap mereka?
o I Raja-raja tidak pernah mencoba untuk memberikan kepada kita gambaran yang sempurna mengenai hamba-hamba Allah. Kita melihat keburukan maupun kebaikan mereka dan Allah menerima serta memakai mereka seperti apa adanya.
Pelajari 1Ra 1:1-3:1; 11:1-13; 19:1-21. Kelemahan apa saja yang dapat Anda temukan dalam diri Daud, Salomo dan Elia?
o Bacalah kisah Raja Ahab dalam 1Ra 18:1-22:40. Dalam 1Ra 21:27-29 kita membaca bahwa ia bertobat, dan oleh sebab itulah maka Allah memperingan hukuman terhadapnya. Menurut Anda mengapa I Raja-raja menggambarkan Raja Ahab sebagai orang jahat dan bukan hanya sebagai orang lemah?
Garis Besar Intisari: 1 Raja-raja (Pendahuluan Kitab) [1] HARI-HARI TERAKHIR DAUD 1Ra 1:1-2:11
1Ra 1:1-4Abisag, jururawat bagi Daud yang sudah tua
1Ra 1:5-53Adonia dan Salomo
1Ra 2:1-9Pesan-pesan Dau
[1] HARI-HARI TERAKHIR DAUD 1Ra 1:1-2:11
1Ra 1:1-4 | Abisag, jururawat bagi Daud yang sudah tua |
1Ra 1:5-53 | Adonia dan Salomo |
1Ra 2:1-9 | Pesan-pesan Daud terakhir |
1Ra 2:10-11 | Wafatnya seorang raja yang besar |
[2] SALOMO: TAHUN-TAHUN PENUH KEMASYHURAN 1Ra 2:12-10:29
1Ra 2:12-46 | Pemerintahan raja Salomo terbentuk |
1Ra 3:1 | Persekutuan dengan Mesir melalui perkawinan |
1Ra 3:2-28 | Allah menganugerahkan kebijakan dan kekayaan |
1Ra 4:1-28 | Pembenahan perekonomian |
1Ra 4:29-34 | Salomo si penyair |
1Ra 5:1-7:51 | Rencana pembangunan yang megah |
1Ra 8:1-66 | Peresmian Rumah Tuhan |
1Ra 9:1-9 | Janji dan peringatan Tuhan |
1Ra 9:10-28 | Hubungan dengan luar negeri dan masalah tenaga kerja |
1Ra 10:1-13 | Kunjungan kenegaraan Ratu negeri Syeba |
1Ra 10:14-29 | Kekayaan Raja Salomo |
[3] PERTENTANGAN, PEMBERONTAKAN, PERPECAHAN 1Ra 11:1-12:24
1Ra 11:1-8 | Perzinahan dan imoralitas Salomo |
1Ra 11:9-13 | Penghakiman Allah dinyatakan |
1Ra 11:14-25 | Musuh dari luar yaitu Edom |
1Ra 11:26-40 | Ancaman dari Yerobeam |
1Ra 11:41-43 | Kematian Salomo |
1Ra 12:1-15 | Yerobeam menolak untuk berunding |
1Ra 12:16-24 | Bangsa Israel menyatakan kemerdekaannya |
[4] DUA NEGERI BARU -- DUA PERMULAAN YANG BURUK 1Ra 12:25-15:24
1Ra 12:25-33 | Yerobeam membangun mezbahnya sendiri |
1Ra 13:1-34 | Ia mendapat peringatan keras |
1Ra 14:1-20 | Kematian Yerobeam dan putranya |
1Ra 14:21-31 | Pemerintahan Rehabeam yang keji atas Yehuda |
1Ra 15:1-8 | Abiam -- sama seperti ayahnya |
1Ra 15:9-24 | Asa mengembalikan Yehuda pada jalan yang benar |
[5] ISRAEL -- SEBUAH NEGARA BERKEMBANG 1Ra 15:25-16:34
1Ra 15:25-31 | Garis keturunan Yerobeam berakhir pada Nadab |
1Ra 15:32-16:7 | Baesa membawa bangsa Israel ke dalam dosa |
1Ra 16:8-14 | Pemerintahan Ela berakhir dengan adanya kudeta Zimri |
1Ra 16:15-28 | Pemerintahan Omri -- makmur tetapi jahat |
1Ra 16:29-34 | Memperkenalkan Ahab dan Izebel |
[6] ELIA -- SEORANG HAMBA ALLAH 1Ra 17:1-19:21
1Ra 17:1-24 | Musim kering: Elia diselamatkan |
1Ra 18:1-16 | Obaja mengatur pertemuan |
1Ra 18:17-40 | Duel antara Elia dan nabi-nabi Baal |
1Ra 18:41-46 | Berakhirnya musim kering |
1Ra 19:1-18 | Bagaimana Allah menghadapi hambanya yang tertekan |
1Ra 19:19-21 | Elia bergabung dengan Elisa |
[7] AHAB -- SEORANG PENGUASA YANG LEMAH DAN SERAKAH 1Ra 20:1-21:29
1Ra 20:1-34 | Allah memberi kemenangan kepada Ahab |
1Ra 20:35-43 | Seorang nabi memperingatkan Ahab |
1Ra 21:1-26 | Ahab menipu Nabot |
1Ra 21:27-29 | Ahab bertobat |
[8] PEPERANGAN DENGAN SIRIA BERKELANJUTAN 1Ra 22:1-53
1Ra 22:1-4 | Ahab meminta bantuan Yehuda |
1Ra 22:5-28 | Nabi-nabi asli dan palsu saling bertentangan |
1Ra 22:29-36 | Mereka pergi berperang |
1Ra 22:37-40 | Ahab terbunuh |
1Ra 22:41-50 | Yosafat -- raja Yehuda yang baik |
1Ra 22:51-53 | Ahazia -- raja Israel yang jahat |
Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
Kontak | Partisipasi | Donasi